REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Jumlah korban tewas dalam pemboman besar di Jantung Kota Mogadishu, Somalia pada pekan lalu dikabarkkan meningkat menjadi 358.
Kantor berita Somalia pada Jumat (20/10) malam mengutip informasi dari menteri keamanan dalam negeri, mengkonfirmasi 228 orang juga terluka dalam serangan mematikan sepanjang sejarah negara tersebut.
Pengumuman tersebut muncul bersamaan saat bom mobil meledak di dekat Mogadishu yang menewaskan pengemudi dan penumpangnya. Ledakan tersebut terjadi pada siang hari di desa Markaz sekitar 20 km barat laut dari Mogadishu.
Mayor Polisi, Nur Ali mengatakan polisi belum sempat sampai di tempat kejadian ketika pengboman terjadi. Daerah tersebut sering disebut daerah yang dihuni kelompok garis keras.
Seorang saksi mata, Ahmed menyebutkan ada dua orang tewas pada ledakan di Markaz. "Mobil itu rusak, dan tubuh mayat berserakkan," kata Ahmed.
Kelompok bersenjata al-Shabab diklaim bersalah atas ledakan Sabtu (21/10). Sebelumnya dikabarkan, sedikitnya 263 orang tewas akibat ledakan bom kembar di jantung ibu kota Somalia, Mogadishu, menurut para dokter, Senin (16/10). Serangan itu disebut paling mematikan sejak pemberontakan militan dimulai pada 2007.