REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan, saat ini Gerindra terus berupaya melakukan penguatan kelembagaan. Selain untuk menyiapkan diri di Pemilihan Legislatif, penguatan tersebut juga untuk meningkatkan elektabilitas Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra.
"Kami dari Partai Gerindra sedang terus menerus melalukan penguatan kelembagaan," ujarnya saat ditemui di acara rilis hasil survei PolMark Indonesia di Jakarta, Ahad (22/110).
Muzani menjelaskan, Posisi Gerindra dalam hasil survei tersebut tetap pada menerima dan menghargai, walaupun, kata dia, dalam survei tersebut berada di posisi ketiga di bawah PDIP dan Golkar dengan persentase sebesar 7,1 persen.
"Semua survei dari lembaga survei manapun kami hargai. Dan semua survei apapun metodenya berapapun respondennya, siapapun yang membiayai kami hargai hasilnya," katanya.
Anggota Komisi I DPR-RI ini mengatakan, Gerindra tetap berfokus pada berbagai macam kegiatan untuk mendekatkan diri pada tokoh masyarakat. Selain itu, kata dia, Pileg dan Pilpres masih memiliki rentan waktu dua tahun, sehingga masih banyak yang bisa dilakukan untuk meningkatkan elektabilitas partai Gerindra.
Muzani juga menegaskan, seluruh semua kader partai Gerindra berulang kali meminta Prabowo untuk maju dalam pencalonan presiden 2019. Muzani menjelaskan, jawaban Prabowo membuka peluang pencalonan dirinya di tahun 2019 mendatang.
"Beliau (prabowo) mengatakan bahwa jika jabatan itu bisa dimaksudkan untuk menyelamatkan masa depan bangsa, menyelamatkan kedaulatan negara, mengangkat harkat negara dan bangsa maka silahkan saudara memajukan saya sebagai presiden," jelasnya..
Survei yang dirilis PolMark menggambarkan elektabilitas PDI-P mengantongi angka tertinggi dengan 25,1 persen, sedangkan diurutan kedua yakni Golkar dengan 9,2 persen. Untuk Gerindra sendiri berada di posisi ketiga dengan 7,1 persen, peringkat keempat ditempati PKB (6,3%), berturut-turut Demokrat (5,3%), Nasdem (2,8 %), PAN (2,4 %) dan PPP (2,4 %), Hanura (0,3 %), PBB (0,2 %).