REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perkembangan umat Islam yang signifikan membuat lembaga perguruan tinggi membuka program studi Islam. Universitas McGill, misalkan, membuka program studi tersebut. Para ahli studi agama berdatangan ke sana. Mereka mencurahkan pengetahuannya untuk perkembangan khazanah keagamaan, seperti Islam.
Perguruan tinggi Kanada juga dikenal sebagai pusat studi keagamaan yang menginspirasi intelektual Islam Indonesia. Di sanalah tempat belajarnya Prof Harun Nasution yang dikenal dalam bidang pemikiran Islam. Kemudian, ada Prof Mukti Ali yang diakui dalam studi perbandingan agama. Setelah menempuh pendidikan di McGill, dia kembali ke Indonesia membawa ilmu tersebut ke Indonesia.
Studi perbandingan agama kemudian menjadi bagian dari Fakultas Ushuluddin yang digiatkan mayoritas perguruan tinggi Islam. Khazanah ini banyak mengajarkan pemahaman tentang agama. Arahnya adalah mewujudkan saling memahami dalam kebersamaan. Perbedaan keyakinan diarahkan pada pembangunan sosial yang konstruktif, bukan sumber konflik.
Hingga kini, studi Islam di Kanada tetap menjadi salah satu alternatif masyarakat dunia. Sejumlah guru besar bidang studi Islam pernah mengenyam pendidikan di sana, baik sebagai dosen tamu maupun mahasiswa berbagai tingkatan.