Ahad 29 Oct 2017 10:23 WIB

Jokowi Minta Ormas Pemuda Jadi Benteng NKRI

Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (tengah) mengamati motor modifikasi yang dipamerkan saat peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 di Halaman Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/10). Peringatan dengan konsep bernuansa anak muda yang diikuti sekitar 1.000 pemuda berprestasi dari berbagai daerah di Indonesia tersebut mengangkat tema
Foto: Wahyu Putro/Antara
Presiden Joko Widodo (tengah) mengamati motor modifikasi yang dipamerkan saat peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 di Halaman Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/10). Peringatan dengan konsep bernuansa anak muda yang diikuti sekitar 1.000 pemuda berprestasi dari berbagai daerah di Indonesia tersebut mengangkat tema "Kita Tidak Sama, Kita Kerja Sama"

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo berharap organisasi kemasyarakatan (ormas) pemuda, seperti Pemuda Pancasila bisa menjadi benteng bagi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (28/10) menyebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Pemuda Pancasila, yang digelar di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (28/10) malam.  Dalam sambutannya, Kepala Negara berharap Pemuda Pancasila dapat menjadi panutan bagi pemuda-pemudi Indonesia dalam menjaga dan mengamalkan ideologi bangsa.

"Saya berharap Pemuda Pancasila akan selalu menjadi benteng Pancasila, saya ulangi lagi Pemuda Pancasila akan selalu menjadi benteng Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," ujar Presiden.

Harapan tersebut sesuai dengan nama Pemuda Pancasila yang mengandung ideologi sekaligus pemandu dan pemersatu kemajemukan bangsa Indonesia. "Bertemu dengan jajaran para pengurus Pemuda Pancasila di Hari Sumpah Pemuda memang terasa luar biasa. Pemuda Pancasila adalah ormas yang spesial, spesial karena di namanya ada kata Pancasila," ungkapnya.

Apalagi, kata dia, saat ini bermunculan ideologi-ideologi baru yang ingin menggantikan Pancasila dan memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan, ideologi tersebut muncul tidak melalui cara yang biasa sehingga kewaspadaan harus terus ditingkatkan.

"Mereka muncul dengan cara-cara baru, metode-metode baru yang kadang-kadang halus dan kita tidak merasa. Cara indoktrinasi yang digunakan sangat halus, sangat kekinian dengan pendekatan-pendekatan yang akrab, yang kadang menyentuh hati kita," ucap Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga mengingatkan tentang cepatnya perubahan "landscape" politik dan ekonomi global yang sedang terjadi saat ini. Masa transisi tersebut terjadi hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. "Kecepatannya luar biasa. Kita harus sadar juga bahwa nanti kalau global berubah nasional pun juga akan bergerak, kalau nasional gerak tingkat daerah pun juga akan bergerak," tuturnya.

Oleh sebab itu, Presiden berharap Pemuda Pancasila dapat mendukung pemerintah dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang ada. Hal ini dilakukan agar Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dan berkompetisi dengan negara lain. "Kita harapkan kita bergerak pada 'track' yang benar. Jangan sampai kita keluar dari 'track' yang tidak betul. Karena yang kita hadapi saat ini adalah persaingan antar negara," kata Presiden.

Terakhir, Presiden mengajak Pemuda Pancasila untuk bekerja bersama pemerintah mewujudkan generasi Indonesia yang memiliki optimisme, semangat pembaharuan, dan inovasi dalam membangun Tanah Air. "Di usia Pemuda Pancasila yang ke-58, marilah terus kita bergotong royong dengan pemerintah dalam membangun pemuda-pemudi Indonesia agar mereka menjadi generasi yang tangguh, inovatif, tahan banting, mengangkat bangsa ini ke masa keemasan Indonesia," ucap Presiden.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement