Senin 30 Oct 2017 06:06 WIB

Poin Penting yang Bisa Diketahui dari Dokumen Pembunuhan JFK

Foto detik-detik penembakan presiden AS John F Kennedy pada 1963.
Foto: AP/Jim Altgens
Foto detik-detik penembakan presiden AS John F Kennedy pada 1963.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memberi lampu hijau kepada publik untuk mengakses dokumen yang selama ini berklasifikasi rahasia, terkait pembunuhan John F Kennedy (JFK) pada 1963 silam. Pada Kamis (26/10) sore waktu AS, Arsip Nasional merilis dokumen-dokumen JFK tersebut.

Seperti disarikan CNN, Sabtu (28/10), beberapa poin penting yang berhubungan dengan dokumen JFK juga memuat informasi-informasi intelijen seperti upaya pembunuhan Fidel Castro, ancaman pembunuhan terhadap Lee Harvey Oswald, hingga sabotase terhadap pengiriman onderdil pesawat dari Kanada ke Kuba. Berikut poin penting tersebut:

Plot pembunuhan Fidel Castro oleh CIA

Sebuah dokumen pada 1975 dari Komisi Rockefeller mengungkapkan detail rencana pembunuhan mantan presiden Kuba, Fidel Castro pada awal administrasi pemerintahan Kennedy. Laporan itu menyebutkan, Jaksa Agung Robert Kennedy yang merupakan adik JFK, mengatakan kepada FBI bahwa, dia mengetahui CIA mendekati Sam Giancina dengan proposal 150 ribu dolar AS agar bisa mencari pembunuh bayaran untuk pergi ke Kuba dan membunuh Castro.

Jaksa Agung menyatakan, kondisi itu membuat pihaknya sulit memproses hukum Giancana, yang merupakan seorang mafia Amerika-Sisilia. "Jaksa Agung Kennedy menyatakan, bahwa CIA seharusnya tidak menggunakan lagi jasa mafia tanpa mengeceknya dulu ke Departemen Kehakiman karena itu menyebabkan sulitnya penuntutan terhadap mafia bersangkutan," demikan laporan menyebutkan.

Laporan juga menyebutkan, bahwa CIA kemudian tertarik untuk menggunakan jasa para mafia untuk mengirim pil beracun untuk membunuh Castro.

FBI mendapatkan informasi ancaman terhadap Oswald sehari sebelum dia dibunuh

Sebuah dokumen tertanggal, 24 November 1963 menyatakan, bahwa Direktur FBI J Edgar Hoover mengalamatkan kematian Lee Harvey Oswald (tersangka pembunuh JFK) kepada Jack Ruby. "Tidak ada kelanjutan kasus Oswald, kecuali dia mati," kata Hoover, memulai.

Hoover menyatakan, kantor FBI di Dallas menerima sebuah sambungan telepon "dari seorang dengan suara yang kalem," yang menyebutkan dirinya seorang anggota sebuah komite yang berencana membunuh Oswald.

Hoover menyatakan, FBI sebenarnya memiliki bukti perasaan bersalah Oswald dan menyadap komunikasi Oswald dengan Kuba dan Uni Soviet. Hoover mengaku khawatir publik tak akan mempercayai bukti Oswald merasa bersalah (telah membunuh JFK) dan kemudian Presiden Lyndon Johnson membentuk sebuah komisi yang akan menginvestigasi pembunuhan JFK. Namun, sebelum investigasi itu berjalan, Oswald keburu mati ditembak oleh Jack Ruby.

Sabotase pengiriman onderdil pesawat ke Kuba

Sebuah dokumen Keamanan Nasional dari 1962, sebelum Kennedy dibunuh, merujuk "Operasi Mongoose," sebuah usaha untuk meruntuhkan komunisme di Kuba. Pada menit-menit di sebuah rapat Operasi Mongoose, 14 September 1962, "(Marsekal) Jenderal Carter menyatakan bahwa CIA akan mengukur kemungkinan menyabotase bagian-bagian (suku cadang) pesawat yang dijadwalkan dikirim dari Kanada ke Kuba."

Mengoper tuduhan untuk sebuah kudeta di Vietnam Selatan

Sebuah dokumen rahasia pada 1975 dari Komisi Rockefeller menggarisbawahi pengakuan dari bekas direktur CIA, Richard Helms. Berdasarkan transkrip, Helms menyatakan bahwa dia berpikir mantan presiden, Richard Nixon mempercayai bahwa CIA bertanggung jawab atas kematian Presiden Vietnam Selatan Ngo Dinh Diem, yang tewas menyusul sebuah kudeta.

"Sama sekali tidak ada bukti soal ini, Saya pikir agak terbakar oleh fakta bahwa Presiden Johnson biasa bilang alasan Presiden Kennedy dibunuh adalah karena dia (Kennedy) telah membunuh Presiden Diem dan ini hanya soal...keadilan," kata Helms.

Seorang intel Kuba mengaku dia mengenal Oswald

Sebuah dokumen rahasia milik FBI pada 1967 mengutip seseorang yang menilai Oswald adalah seorang penembak jitu. Seorang yang diduga intel Kuba merespons, "Oh dia memang cukup jago." Ditanya kenapa dia berbicara seperti itu, intel itu menjawab, "Saya mengenal dia (Oswald)."

Soviet menilai, pembunuhan JFK adalah sebuah 'konsiprasi yang terorganisasi'

Direktur FBI J Edgar Hoover mengirim memo ke Gedung Putih pada 1963, tak lama setelah kematian Kennedy. Memo berisi detail bagaimana sumber-sumber AS merasakan reaksi Uni Soviet atas kematian Kennedy. "Berdasarkan salah satu sumber kami, Partai Komunis Soviet percaya ada konspirasi terorganisasi yang adalah bagian dari kelompok 'ultrakanan' di AS yang menginginkan adanya kudeta," demikan tertulis di memo itu.

"Soviet yakin pembunuhan atas Kennedy bukanlah aksi seorang diri, tapi hasil sebuah rencana rapi di mana beberapa orang terlibat dalam bagian rencana pembunuhan," kata Hoover.

Sumber itu menyatakan, pejabat Soviet mengklaim tak ada hubungan antara Oswald dan Soviet, dan menggambarkan Oswald sebagai, seorang 'penembak gila."

CIA menyadap telepon dari Oswald ke KGB

Sebuah memo CIA pada hari di mana Kennedy dibunuh menggarisbawahi sebuah penyadapan CIA terhadap rangkaian sambungan telepon Oswald ke Kota Meksiko, kemudian Kedutaan Besar Rusia di Meksiko. Oswald berbicara dengan konsulat, Valeriy Vladimirovich Kostikov, yang merupakan pejabat KGB, dalam bahasa Rusia yang tidak lancar. Penulis memo menyatakan, dia diberi tahu oleh petugas FBI bahwa, FBI percaya Oswald tengah mencari bantuan pengurusan paspor dan visa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement