Kamis 02 Nov 2017 10:34 WIB

Saipov Rencanakan Serangan New York 2 Bulan Lalu

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Sayfullo Habibullaevic Saipov (29 tahun) adalah tersangka dari serangan teror di Manhattan, New York, pada Selasa sore (31/10) waktu setempat. Ia menabrakkan truk di jalur sepeda.
Foto: (St. Charles County Department of Corrections/KMOV via AP
Sayfullo Habibullaevic Saipov (29 tahun) adalah tersangka dari serangan teror di Manhattan, New York, pada Selasa sore (31/10) waktu setempat. Ia menabrakkan truk di jalur sepeda.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sayfullo Saipov, seorang pria asal Uzbekistan yang menjadi pelaku serangan teror di New York mengaku merencakanan serangan sejak dua bulan lalu. Saipov mengemudikan truknya ke jalur sepeda di Manhattan, New York. Akibatnya delapan orang tewas dan 11 lainnya luka-luka.

Dilansir dari BBC, Kamis (2/11), Saipov mengatakan dia sengaja memilih perayaan Halloween untuk melancarkan aksinya karena jalanan ramai. Awalnya, dia ingin menampilkan bendera ISIS di truk, namun niat tersebut dibatalkan agar tidak menarik perhatian.

Pihak berwenang mendapati 90 video propaganda ISIS dari telepon genggamnya. Saipov mengaku serangan yang ia lakukan terinspirasi dari video tersebut khususnya dari pernyataan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

"Dia tampaknya telah mengikuti hampir persis dengan instruksi yang telah dimasukkan Isis di saluran media sosial sebelumnya, dengan instruksi kepada pengikut mereka tentang bagaimana melaksanakan sebuah serangan," ujar Wakil Komisaris Polisi New York John Miller.

Polisi saat ini sedang mencari seorang pria Uzbek lainnya untuk diperiksa sehubungan dengan serangan tersebut. FBI meminta informasi tentang Mukhammadzoir Kadirov (32).

Sayfullo Saipov dilaporkan tinggal di Tampa, Florida, sebelum pindah ke Paterson, New Jersey. Dia tiba di Amerika dari Uzbekistan pada 2010 dan merupakan penduduk resmi negara tersebut. Uber menegaskan dia telah bekerja sebagai sopir di perusahaan tersebut.

Pemerintah AS mengatakan tidak mengesampingkan untuk menambahkan Uzbekistan ke daftar negara-negara dalam larangan perjalanan yang diusulkan Presiden Donald Trump. Wali Kota New York City dan gubernur negara bagian New York telah memuji ketahanan warga New York dan mendesak orang-orang untuk tidak mempolitisasi tragedi ini.

"Dia adalah pengecut yang kejam, memang dia terkait dengan ISIS, dan dia radikal di dalam negeri," ujar Gubernur Andrew Cuomo.

 
 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement