Ahad 05 Nov 2017 05:00 WIB

SDIT El Fawaz, Sekolah Para Hafiz Alquran

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Agung Sasongko
Open House El Fawaz. Pelajar mengikuti lomba Tahfizh Al-Quran pada rangkaian kegiatan Open House SDIT Al-Quran El Fawaz di Gedung El Fawaz, Mampang, Jakarta Selatan, Sabtu (4/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Open House El Fawaz. Pelajar mengikuti lomba Tahfizh Al-Quran pada rangkaian kegiatan Open House SDIT Al-Quran El Fawaz di Gedung El Fawaz, Mampang, Jakarta Selatan, Sabtu (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) El Fawaz mengadakan open house berisi kegiatan bazaar, lomba, serta seminar. Tujuannya sederhana, agar masyarakat bisa mendukung gerakan membaca Alquran mereka.

Pemilik SDIT El Fawaz Siti Devitra Ramanda mengungkapkan sekolah yang didirikan oleh suaminya itu sudah mencetak generasi penghafal Alquran yang cukup banyak. Pada 2017 ini, sekolah tersebut siap meluluskan generasi ke-7 mereka, dan mereka tentunya anak-anak berusia di bawah 15 tahun.

“Coba ingat-ingat kapan terakhir kali buka Alquran? Paling Ramadhan kan? Dikasih mata, telinga, dan mulut apa yang tidak bisa kita lakukan coba, lirik lagu bisa dihafal, masa Alquran tidak bisa, ujar dia saat ditemui usai acara, Sabtu (4/11).

Nanda, begitu panggilan akrabnya, sebenarnya merasa malu juga dengan anak-anak penghafal Alquran tersebut. Bagaimana tidak, anak-anak tersebut sambung menyambung surat bukan lagi Surat At-Takasur, melainkan Surat Ali Imran.

“Saya malu. Jadi waktu saya akhirnya diminta suami saya untuk urus sekolah ini satu tahun lalu, saya langsung berinisiatif saja untuk ikut menghafalkan Alquran. Saya menghafalkan Alquran juz 30 terlebih dahulu, “papar Nanda dengan wajah yang menunjukkan ekspresi bahagia tapi sedihnya.Nanda berada di SDIT El Fawaz, mau tidak mau harus merasakan malu lantaran di sekelilingnya berisi anak-anak yang luar biasa cinta dengan Alquran. Dengan menjadi penghafal Alquran, ini bukan saja tugas guru, tapi orang tua di rumah juga punya peranan penting.

“Kalau anak sudah hafal di sekolah, tapi dirumah pas magrib tidak diulang, besok setorannya bagaimana. Jadi ayo semua terlibat. Lagipula jika kita berinteraksi dengan Alquran, itu yang namanya keajaiban, masya Allah datangnya lancar, “kata Nanda.

Sejak memutuskan menikah dengan suaminya yang juga hafiz 30 juz Alquran, Nanda mulai memberlakukan setiap hari harus membaca Alquran, minimal satu ain. Dan karena sudah terbiasa, ia pun merasa ada yang kurang jika kelewatan tidak membaca Alquran itu.

Secara tidak langsung, keberadaan SDIT El Fawaz, serta kepengurusan Nanda dalam sekolah itu, telah menyentilnya agar dia kembali membuka Alquran yang mungkin saja sudah berdebu karena hanya dijadikan pajangan.

Nanda akhirnya, saat ini selalu mendapatkan kelancaran dalam setiap urusan apapun itu. Orang tua murid yang tadinya tidak terlalu peduli pun, berkat sekolah di SDIT El Fawaz, menjadi tergerak hatinya untuk ikut membaca Alquran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement