REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Mantan pemimpin Katalunya Carles Puigdemont bersama empat mantan menterinya dibebaskan secara bersyarat oleh hakim investigasi di Belgia. Mereka dinyatakan tak diperbolehkan berada di negara tersebut tanpa izin dan harus memberikan rincian akomodasinya.
"Permintaan yang dibuat siang ini oleh Kantor Kejaksaan Brussels untuk membebaskan sementara semua orang yang dicari, yang telah diizinkan oleh hakim investigasi," kata kantor Kejaksaan Belgia dalam pernyataannya seperti dikutip laman BBC, Senin (6/11).
Sebelumnya, Puigdemont dan empat mantan menteri Katalunya telah menyerahkan diri ke kepolisian Belgia. Hal itu dilakukan setelah munculnya surat penangkapan Uni Eropa terhadap mereka yang diterbitkan oleh hakim Spanyol.
Puigdemont dan empat mantan menteri Katalunya memang sedang diburu oleh Spanyol. Mereka dituntut melakukan pemberontakan, penghasutan, serta penyalahgunaan dana publik.
Serangkaian tuntutan tersebut dilayangkan Spanyol setelah Puigdemont menyatakan kemerdekaan Katalunya dari negara tersebut pada akhir Oktober lalu. Pernyataan kemerdakaan dilakukan setelah sebelumnya digelar referendum kemerdekaan terlebih dulu.
Hasil referendum, menurut klaim Puigdemont, menunjukkan lebih dari 90 persen warga Katalunya menghendaki kemerdekaan. Namun referendum tersebut memang dianggap ilegal oleh Madrid.
Oleh sebab itu, tak lama setelah Puigdemont menyatakan kemerdekaan Katalunya, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy segera mengambil alih pemerintahan otonom Katalunya. Rajoy langsung memecat Puigdemont beserta jajaran menterinya serta mebubarkan parlemen Katalunya.
Setelah kontrol Katalunya dikendalikan Madrid, Puigdemont bersama Merixtell Serret (mantan menteri pertanian), Antoni Comin (mantan menteri kesehatan), Llus Puig (mantan menteri kebudayaan), dan Clara Ponsat (mantan menteri pendidikan), bertolak ke Belgia. Kepergian mereka adalah untuk menghindari sistem peradilan Spanyol yang dituding telah dipolitisasi.
Namun belakangan Puigdemont dan mantan menteri Katalunya lainnya menyerahkan diri kepada kepolisian Belgia. "Ini menunjukkan kemauannya untuk tidak melarikan diri dari proses peradilan, namun untuk membela diri dalam proses yang adil dan tidak memihak yang mungkin terjadi di Belgia, dan sangat diragukan di Spanyol," kata partai Puigdemont, PDeCAT, dalam sebuah pernyataan.