Selasa 07 Nov 2017 06:30 WIB

Akarnya Menghunjam Bumi dan Batangnya Menjulang ke Langit

Rep: Mgrol97/ Red: Agus Yulianto
Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: smileyandwest.ning.com
Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  Qatadah ra meriwayatkan seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW. “Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong pahala (dengan menyedekahkan hartanya).” Beliau bersabda, “Aku beritahukan kepada kalian, jika seseorang menyusun hartanya ke atas, apakah harta itu dapat mencapai langit? Aku beritahukan kalian sesuatu yang akarnya menghunjam ke bumi dan batangnya menjulang ke langit. Setiap selesai shalat, bacalah sepuluh kali:

"Laa ilaaha illallahu wallaahu akbar wasubhanallaahu walhamdulillah. Inilah yang akarnya mengujam ke bumi dan cabangnya menjulang ke langit.”

Dikutip dari buku “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Rah.a bahwa kalimat Thayyibah juga disebut kalimat tauhid. Banyak ayat Alquran dan hadis-hadis Nabi yang menerangkan kalimat ini. Bahkan maksud dan asal seluruh syariat Anbiya AS adalah tauhid, sehingga masalah tauhidlah yang paling banyak disebutkan di dalam Alquran.

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya setiap musim, dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpaan-perumpaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat. Dan perumpaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tegak sedikit pun.” (Q.S. Ibrahim: 24-26)

Ibnu Abbas ra mengatakan bahwa Kalimat Thayyibah yang dimaksud di dalam ayat diatas adalah kalimat syahadat Asyahadu allaa ilaaha illallah. Akarnya berada di hati orang-orang beriman dan cabangnya menjulang ke langit, sehingga amalan seorang mukmin itu sampai ke langit.

Dan maksud ‘kalimat yang buruk’ adalah syirik. Dengan syirik, tidak ada suatu amalan pun yang akan diterima. Di dalam riwayat lain, Ibnu Abbas ra berkata, “Kata-Kata ‘memberikan buahnya setiap musim’ maksudnya adalah mengingat Allah setiap siang dan malam."

Dari Jabir ra Nabi SAW bersabda, “Dzikir yang paling utama ialah ‘Laailaahaillallah’ dan doa yang paling utama ialah ‘Alhamdulillah.” (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Hadis di atas menyatakan dengan jelas bahwa kalimat ‘Laailaahaillallah’ adalah zikir yang paling utama. Banyak kitab hadis yang menerangkan hal ini, karena inti dan asas agama adalah kalimat Thayyibah. Maka, tidak ada yang perlu diragukan lagi mengenai keutamaannya.

Selanjutnya dikatakan bahwa ‘Alhamdulillah’ adalah doa yang paling utama. Memuji biasanya menunjukkan permintaan. Pada umumnya, pujian kepada pimpinan, orang kaya, dan orang terpandang, bertujuan untuk meminta sesuatu.

Ibnu Abbas ra berkata, “Barangsiapa membaca ‘Laailaahaillallah,’ hendaklah ia juga membaca Alhamdulillah, karena Alquran menyebutkan ‘Fad’uuhu mukhlisiina lahuddiin’ lalu diikuti dengan Alhamdulillah Rabbil ‘alaamiin.

Mulla Ali Qari r. berkata, “Tidak ada keraguan lagi bahwa kalimat Thayyibah adalah zikir yang paling utama dan yang paling terkenal, sebab kaimat tersebut adalah azas agama ini, dan agama adalah bangunannya. Kalimat ini merupakan poros agama, dan yang lain berputar mengelilinginya.”

Oleh sebab itulah para ahli ma’rifat dan ahli-ahli tasawuf selalu lebih istiqamah berzikir dengan kalimat Thayyibah daripada dengan zikir-zikir yang lain. Mereka juga menganjurkan murid-murid mereka untuk berzikir dengannya, karena banyak sekali faedah dan manfaat yang dihasilkan kalimat ini. Dimana tidak terdapat pada amalan-amalan lain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement