Rabu 08 Nov 2017 17:47 WIB

Makna Emas 80 Gram dalam Pernikahan Kahiyang dan Bobby

Rep: Halimatus Sadiyah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) menikahkan putrinya, Kahiyang Ayu (kanan) dengan Bobby Nasution (kedua kanan) disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (keempat kiri) dan Ketua MUI KH Mar'uf Amin (keempat kanan) saat ijab kabul di Gedung Graha Saba, Sumber, Solo, Jawa Tengah, Rabu (8/11).
Foto: Antara/Maulana Surya
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) menikahkan putrinya, Kahiyang Ayu (kanan) dengan Bobby Nasution (kedua kanan) disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (keempat kiri) dan Ketua MUI KH Mar'uf Amin (keempat kanan) saat ijab kabul di Gedung Graha Saba, Sumber, Solo, Jawa Tengah, Rabu (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bobby Nasution telah resmi menikahi Kahiyang Ayu, putri Presiden Jokowi, dengan mas kawin emas seberat 80 gram. Apa makna di balik mas kawin tersebut?

Ibunda Bobby, Ade Hanifah Siregar, mengungkap emas seberat 80 gram dipilih karena angka delapan memiliki bentuk garis yang terus bersambung, tidak terputus. Ini, menurut dia, melambangkan cinta dan kasih sayang yang tidak akan pernah putus.

"Kami berharap mereka (Kahiyang-Bobby) ini cintanya tidak pernah putus," kata Ade, saat ditemui wartawan di Gedung Graha Saba, tempat di mana resepsi pernikahan digelar, Rabu (8/11).

Akad nikah Kahiyang-Bobby telah digelar pada Rabu (8/11) pagi di gedung yang sama. Bertindak sebagai saksi nikah Wakil Presiden Jusuf Kalla dari pihak keluarga perempuan. Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bertindak sebagai saksi nikah dari pihak keluarga laki-laki.

Setelah akad nikah dilaksanakan, acara dilakukan dengan serangkaian prosesi adat Jawa. Kemudian, acara dilanjutkan dengan resepsi yang dibagi menjadi dua sesi, yakni resepsi siang dan malam.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement