REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di meja resepsionis dari sebuah hotel syariah di Jakarta, agama dipertontonkan. Para tamu diperiksa oleh para perempuan muda yang mengenakan jilbab ungu yang serasi dengan jaket hitam mereka.
Ada sebuah kotak amal masjid setempat di sudut lobi, dan pernyataan misi hotel tergantung di dinding terdekat, sehingga memperjelas bahwa bangunan ini adalah "hotel halal". Staf lobi utama di Hotel Sofyan, Jakarta dilatih untuk menangkap pasangan yang terlihat seperti melanggar kepatuhan hotel terhadap hukum syariah.
"Jika mereka belum menikah, mereka tidak bisa menginap di sini," jelas Asep, salah satu staf lobi.
Syariah adalah hukum dalam agama Islam yang mengamanatkan – di antara beberapa lainnya -pakaian tertutup dan perilaku sesuai tuntunan agama. Di Provinsi Aceh, pelanggaran terhadap Syariah, seperti seks sebelum menikah atau homoseksual, bisa dihukum dengan hukuman penjara dan hukuman cambuk.
Jakarta tak memiliki peraturan seperti itu, namun hotel syariah bebas menolak pasangan belum menikah yang hendak menginap. "Kami tak memiliki peraturan yang sebenarnya mengatakan Anda harus membawa surat nikah," kata Asep.
"Jadi kami bisa melihatnya dari bahasa tubuh mereka."
Secara khusus "Perilaku, rasa malu, kecanggungan, Anda bisa melihatnya jika mereka sudah menikah," tambahnya.
Bukan hanya hotel yang memberlakukan aturan Syariah. Situs penyewaan kamar secara daring yang menyerupai Airbnb, yakni Zen Rooms, sering mengiklankan kamar dengan kata "Syariah" yang berarti pasangan yang belum menikah tidak diterima.
Penutupan Alexis
Akomodasi Syariah menjadi berita utama pekan ini setelah Gubernur baru Jakarta menutup sebuah tempat hiburan yang terkenal dan mendesak para pekerjanya untuk mendapatkan pekerjaan baru di hotel Syariah.
Gubernur Anies Baswedan mulai menjabat bulan Oktober lalu, sebagian dukungan yang diperolehnya berasal dari kelompok Muslim konservatif. Anies dengan cepat memenuhi janjinya untuk menutup Alexis.
Manajemen Alexis menyangkal bahwa mereka menjalankan rumah pelacuran. Tapi banyak yang menduga itu hanyalah kedok. Banyak pihak yang menilai Alexis menawarkan kesenangan yang disukai banyak pria di kota ini.
Hotel, panti pijat dan klub karaoke yang luas di Jakarta ini memiliki tampak depan yang dihiasi panel jingga dan kuning setinggi enam meter, yang dirancang agar terlihat seperti kaki penari ‘can-can’.
Sejumlah klip video daring menampilkan sekelompok pria duduk di lounge hotel, tengah memilih teman kencan dari sekumpulan perempuan muda berpakaian identik.
Setelah menutup hotel itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno sempat ditanyai wartawan tentang pekerjaan pengganti bagi para pekerja tempat hiburan itu.
"Karena mantan karyawan Alexis ini sangat terlatih di bidang perhotelan, restorannya, karena sangat laku kan. Berarti mereka ini adalah tenaga kerja yang skilled (terlatih), dan ini pasti diminati oleh industri yang sekarang sedang membutuhkan," jawabnya.
Para pekerja Alexis mungkin mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan pekerjaan di Hotel Sofyan: terlepas dari peraturan berpakaian ketat dan peraturan melarang pasangan yang belum menikah, hotel ini menyelenggarakan kursus kajian Islam untuk para staf setiap hari Kamis; dan staf Muslim diharapkan bisa membaca Alquran dalam bahasa Arab.
Pusat kebugaran hotel memiliki aturan berpakaian yang ketat - untuk para perempuan. Celana pendek tak dibolehkan.
Ketika ABC berkunjung, hotel ini menjadi tuan rumah sebuah acara yang digelar oleh Dewan Pemantau Syariah, yang baru diluncurkan.
Dewan itu mengatur bagian lain dari Syariah, yakni Zakat. Salah satu pesertanya adalah Fitri Fauzia.
"Bagi saya, secara pribadi, sebuah hotel halal menguntungkan kami sebagai Muslim, dan juga orang lain," ujarnya.
"Ini menghentikan seks bebas, dan hal-hal di luar hukum Islam. Ada kode etik dan makanan halal dan saya pikir ini mempromosikan hubungan yang lebih aman.”
"Jadi ini bermanfaat bagi orang pada umumnya."
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.