REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah gempa berkekuatan 7,2 SR mengguncang Kota Halabja, Irak yang berjarak 14 km dari perbatasan Iran pada Ahad (12/11) malam waktu setempat. Jaringan Berita Republik Islam Iran mengutip kepala layanan medis darurat negara tersebut, Pirhossein Koulivand mengatakan, setidaknya 61 orang telah meninggal dan 300 lainnya terluka di sisi perbatasan Iran.
TV pemerintah Iran juga mengatakan bahwa pejabat Irak melaporkan setidaknya enam orang tewas di Irak, bersama dengan lebih dari 50 orang terluka di provinsi Sulaymaniyah dan sekitar 150 di kota Khanaquin. Namun, belum ada laporan resmi yang segera tersedia dari pemerintah Irak.
Survei Geologi AS mengatakan bahwa gempa tersebut berpusat 31 kilometer di luar kota Halabja, Irak timur.
Koulivand sebelumnya mengatakan kepada sebuah stasiun televisi lokal bahwa gempa tersebut telah memadamkan listrik di kota-kota sebelah barat Iran, Mehran dan Ilam. Dia juga mengatakan 35 tim penyelamat sedang memberikan bantuan.
Presiden Iran Hassan Rouhani dalam percakapan telepon dengan Kementerian Dalam Negeri menekankan perlunya usaha maksimal dari para pejabat.
Media sosial Iran pada Ahad malam ramai dengan postingan orang-orang mengevakuasi rumah mereka, terutama di Kermanshah dan Ghasr-e Shirin. Kantor berita semi-resmi Iran, ILNA melaporkan, setidaknya 14 provinsi di Iran terkena dampak gempa tersebut.
Pejabat mengumumkan bahwa sekolah di provinsi Kermanshah dan Ilam akan ditutup pada Senin (13/11) karena gempa tersebut.
Iran berada di banyak jalur patahan utama dan rentan terhadap gempa sepanjang hari. Pada tahun 2003, sebuah gempa berkekuatan 6,6 meratakan kota bersejarah Bam, menewaskan 26 ribu orang.