Jumat 17 Nov 2017 16:23 WIB

AICIC di UMM Bahas Konflik yang Dihadapi Umat Islam

Direktur Centre for Arab and Islamic Studies, The Australian National University (ANU), Amin Saikal, saat menjadi keynote speaker dalam Annual International Conference on Islam Civilization (AICIC), Jumat  (17/11),
Foto: dokpri
Direktur Centre for Arab and Islamic Studies, The Australian National University (ANU), Amin Saikal, saat menjadi keynote speaker dalam Annual International Conference on Islam Civilization (AICIC), Jumat (17/11),

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Annual International Conference on Islam Civilization (AICIC) resmi dibuka Jumat (17/11) oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fauzan. Pada kesempatan ini, Rektor menyatakan rasa bangganya atas diselenggarakan kegiatan ini.

“Saya sangat mengapresiasi kehadiran anda semua yang ada di ruangan ini. Hal ini merupakan sebuah kehormatan bagi UMM karena dapat menghadirkan orang-orang dari berbagai negara untuk berkontribusi pada peradaban Islam,” kata Fauzan dalam siaran persnya, Jumat.

Sambutan Rektor UMM dilanjutkan dengan pidato yang disampaikan oleh Direktur Centre for Arab and Islamic Studies, The Australian National University (ANU), Amin Saikal, yang sekaligus bertindak sebagai keynote speaker. Pada pembukaan ini, Amin Saikal menyampaikan pidatonya yang bertajuk How Islamic has ‘Islamic State’ been? 

Amin Saikal menyatakan, Islamic states mengajak orang-orang untuk mengetahui lebih dalam konsep Islam yang lebih luas. “Islamic states mengajak anda untuk dapat mengetahui konsep Islam yang sesungguhnya dan untuk dapat memahamkan kita tentang Islam yang sebenarnya,” ungkap Amin.

Pada sesi tanya-jawab, banyak peserta yang mencoba untuk mendiskusikan konflik-konflik yang sedang terjadi di dunia saat ini. Hal senada juga disampaikan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, yang menyatakan bahwa konflik-konflik sedang terjadi di dunia terutama yang menyangkut umat muslim saat ini merupakan pekerjaan rumah (PR) bagi kita semua.

“Akselerasi dalam bidang ilmu pengetahuan, informasi, dan teknologi diberbagai belahan telah mengubah bebagai hal salah satunya juga tatanan hidup manusia. Perubahan ini diharapkan menjadi jalan untuk merubah insan manusia untuk menjadi manusia yang lebih baik,” tutur Kamaruddin.

AICIC akan berlangsung selama tiga hari Jumat-Ahad (17-20/11). Rangkaian kegiatan AICIC di antaranya adalah conference dan panel session untuk mendiskusikan hasil paper yang telah terseleksi dan akan berlangsung selama dua hari. Kegiatan ini akan ditutup dengan rangkaian perjalanan tur area wisata Malang.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement