REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Dua kecamatan di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), yakni Kecamatan Keruak dan Jerowaro, diterjang banjir pada Sabtu (18/11) malam.
Kapolres Lombok Timur AKBP Eka Fathurrahman mengatakan, penyebab banjir lantaran tingginya intensitas hujan selama tiga hari terakhir di wilayah tersebut, yang membuat meluapnya lima anak sungai yang ada di Bendungan Pandandure. Eka menegaskan, isu yang menyebutkan bendungan tersebut jebol tidak benar.
"Banjir yang terjadi kali ini merupakan banjir pertama yang terjadi di wilayah Lombok Timur bagian selatan," ujar Eka, Ahad (19/11).
Ratusan rumah di Kecamatan Keruak mengalami kerusakan ringan hingga parah, mulai dari Desa Sepit (6 rumah), Desa Batu Putik (20 rumah), Desa Setungkap Lingsar (5 rumah), Desa Selebung Ketangga (35 rumah), dan Desa Ketapang Raya (200 rumah).
Eka melaporkan, seorang pelajar bernama Wasila Cantika Lilian (18 tahun) asal Dusun Lokon, Desa Sepit, Keruak, Lombok Timur, meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan tembok rumah yang mengenai tubuh korban.
Sejumlah warga terdampak telah diungsikan ke rumah-rumah warga berlantai dua, rumah keluarga, hingga Gedung Serba Guna Kantor Camat Keruak. Selain itu, korban yang mengalami sakit juga dibawa ke PKM Keruak untuk mendapat perawatan.
Saat ini akses jalan dari Desa Sepit menuju Lekor ditutup sementara akibat air yang masih menggenangi jalan raya, sedangkan jalan dari Desa Sepit ke Desa Batu Putik juga ditutup akibat jembatan yang terkikis.
Sementara di Kecamatan Jerowaru, banjir mengakibatkan kerusakan ratusan rumah yang berada di Desa Sepapan dan Desa Jerowaru. Eka menyebutkan, banjir di Jerowaru diakibatkan luapan air Sungai Penendem akibat arus air yang datang dari Kecamatan Keruak.
"Masyarakat sebagian besar telah dievakuasi dan satu orang bernama Dika (8) sempat dibawa ke Puskesmas Jerowaru karena kedinginan dan keluarga tersebut berhasil selamat karena naik ke pohon dan atap rumahnya pada saat luapan air menghantam rumah," kata Eka.
Eka menyampaikan, akses jalan dari Sepapan ke Jerowaru masih belum bisa dilalui kendaraan karena jembatan masih dibanjiri air dan dihalangi oleh batang bambu.