REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Dewan Pembina Partai Golkar Hafiz Zawawi mengapresiasi hasil rapat pleno DPP Partai Golkar yang menunggu hasil praperadilan untuk memutuskan status Setya Novanto di kursi Ketua DPR RI. Dia menyebutkan rapat pleno yang dimimpin Ketua Harian Nurdin Halid pada Selasa (21/11) lalu itu berlangsung secara kritis dan partisipatif.
Dari 35 pembicara serta pengurus pleno, kata Hafiz, dapat diambil keputusan yang diterima semua pihak. Keputusan dari rapat itu, menurutnya, cukup tepat dan bijak.
Rapat tersebut mampu menjaga persatuan dan suasana kondusif partai dengan tetap mendudukkan Setya Novanto sebagai ketua umum. "Tenggat waktu sampai keputusan prapradilan jilid 2 memberikan sinyal agar semua pihak menghormati 'proses dan aturan hukum' yang sedang berjalan," kata dia melalui siaran pers, Rabu (22/11).
Keputusan pleno juga, kata dia, memberikan kesempatan pada Plt Idrus Marham dan ketua harian serta pimpinan teras partai untuk tetap melakukan konsolidasi internal dan eksternal partai. Keputusan prapradilan nanti akan berdampak kepada arah keputusan yang akan dilakukan oleh DPP dengan membuka opsi Setya Novanto mundur dari ketua umum Partai Folkar jika prapradilan ditolak.
Maka selanjutnya, jelas Hafiz, DPP akan menyusun langkah ke arah pergantian ketua umum melalui Munaslub dan memberikan nama calon ketua DPR pengganti Novanto.
"Diharapkan kepada seluruh jajaran partai pengurus, para senior dan kader partai dapat menjaga soliditas dan semangat persatuan sehingga krisis yang sedang dihadapi dapat teratasi dengan baik," katanya.