Kamis 23 Nov 2017 20:39 WIB

Angin Kencang Rusak 754 Rumah di Sidoarjo

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap sekitar 754 rumah di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), mengalami kerusakan akibat diterjang angin kencang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan pendataan dampak angin kncang yang menerjang Desa Tambakrejo, Desa Tambak Sumur dan Desa Tambak Sawah, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo pada Rabu (22/11) pukul 15.30 WIB kemarin.

"Data sementara terdapat 754 unit rumah mengalami kerusakan dimana 606 unit rumah rusak yaitu di Desa Tambak Sumur 128 unit rusak, di Desa Tambak Rejo 576 unit rumah dan di Desa Tambak Sawah 50 unit rumah. Selain itu ada 7 bangunan fasilitas umum rusak," katanya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (23/11).

Ia menambahkan sebanyak 36 orang luka ringan dan telah kembali ke rumahnya. Pada Rabu malam terdapat 100 jiwa mengungsi ke Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum. Namun pada siang sebagian kembali ke rumahnya untuk membersihkan rumahnya.

Sebagian besar kerusakan berupa atap rumah yang roboh. Ada juga rumah yang rusak berat kondisinya.

Ia menambahkan, atap rumah yang rusak untuk sementara ditutup terpal.

Ia menyebutkan BPBD Jawa Timur, tentara nasional Indonesia (TNI), Polri, satuan polisi pamong praja (Satpol PP), Linmas dan relawan membantu masyarakat yang menderita akibat puting beliung. Ia menambahkan sekitar 350 personel dari BPBD Sidoarjo,BPBD Jawa Timur telah mendistribusikan 500 lembar terpal, 100 lembar selimut, 150 unit sandang dan family kit. Makanan siap saji juga telah dibagikan kepada korban.

"Nantinya pemerintah daerah (Pemda) Sidoarjo akan memberikan bantuan perbaikan kerusakan rumah kepada masyarakat yang terdampak," ujarnya.

Sesuai peraturan daerah (perda), bantuan untuk rumah rusak ringan maksimum Rp 5 juta, rusak sedang maksimum Rp 10 juta, rusak berat maksimum Rp 20 juta dan rusak total maksimum Rp 30 juta. Saat ini masih dilakukan pendataan.

BNPB mencatat kejadian puting beliung terus meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Selama tl2017 telah terjadi 624 kejadian puting beliung yang menyebabkan 30 orang meninggal dunia, 166 orang luka-luka, 13.692 orang menderita dan mengungsi, 12.607 rumah rusak dan ratusan bangunan publik rusak. "Daerah rawan bencana puting beliung juga makin meluas. Daerah-daerah perkotaan makin sering terjadi puting beliung," ujarnya.

Ia menjelaskan adanya perubahan penggunaan lahan dari hutan atau daerah yang banyak vegetasi berubah menjadi daerah permukiman dan perkotaan menyebabkan temperatur permukaan tanah cepat naik. Efek pulau bahang (heat island effect) yang terjadi di kawasan perkotaan menyebabkan beda suhu antara permukaan tanah dan atmosfer cukup tinggi sehingga menimbulkan perbedaan tekanan udara sehingga timbul angin kencang atau puting beliung saat cuaca mendung.

Kemampuan iptek saat ini belum mampu memprediksi puting beliung secara pasti. Skalanya mikro. Hanya terjadi pada daerah sekitar 10 kilometer persegi dengan waktu kejadian berlangsung antara 5-10 menit. Kecepatan angin berkisar 60-80 km/jam. "Masyarakat diimbau untuk selalu waspada jika kondisi mendung atau awan-awan tebal kehitaman di angkasa," katanya.

Masyarakat juga diminta jangan melakukan aktivitas di bawah pohon, papan reklame besar atau berasa di bangunan yang kurang kuat konstruksinya. Kemudian jangan parkir di bawah pohon-pohon besar. Tanda-tanda awal angin kencang (puting beliung) saat akan hujan, timbul angin terasa dingin yang makin lama makin kencang kemudian diiikuti hujan deras.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement