Jumat 24 Nov 2017 08:15 WIB

Sejarah dan Sensasi Les Perisiens

 Neymar berusaha menendang bola dalam pertandingan Paris Saint-Germain (PSG) melawan Celtic pada laga Grup B Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Kamis (23/11) dini hari WIB.
Foto: AP/Christophe Ena
Neymar berusaha menendang bola dalam pertandingan Paris Saint-Germain (PSG) melawan Celtic pada laga Grup B Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Kamis (23/11) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Frederikus Bata

Suara penonton nyaring terdengar di Parc des Princes, Kamis (23/11) dini hari WIB. Sebanyak 46 ribuan manusia menyaksikan duel matchday kelima Grup B Liga Champions antara Paris Saint Germain melawan Celtic FC. Hasil akhir, tuan rumah perkasa kala menundukkan wakil Skotlandia, 7-1.

Sepasang gol Neymar Jr dan Edinson Cavani, ditambah aksi Kylian Mbappe, Marco Verratti, hinngga Dani Alves, meluluhlantakkan Celtic. Anak asuh Brendan Rodgers hanya bermodalkan gol hiburan Moussa Dembele, saat laga belum genap semenit. Sang manajer pun dibuat terperangah.

"Kami pernah kebobolan tujuh gol saat melawan Barcelona. Sama seperti saat ini, sekarang pun kami kecewa. Tapi, setelah pertandingan, Anda harus mengagumi kualitas mereka," kata Rodgers kepada BT Sport, dikutip dari UEFA, Kamis (23/11).

Ya, kekaguman Rodgers bukan tanpa alasan. PSG yang notabene sudah melenggang ke babak 16 besar masih ganas-ganasnya. Usai menang besar di rumah, wakil Prancis mencatat rekor sebagai tim tersubur di fase grup Liga Champions.

Ketika babak penyisihan belum berakhir, gelontoran gol Les Perisiens sudah tak ada tandingannya. Tercatat, para jugador PSG merobek gawang lawan dalam 24 kesempatan dalam lima pertandingan. Luar biasa.

Angka demikian masih bisa bertambah. Pasalnya, masih ada laga pamungkas Grup B kontra Bayern Muenchen. Usai mencatat rekor ini, pelatih Unai Emery mengapresiasi usaha semua anak asuhnya. "Ini berkat kerja keras seluruh elemen dalam tim," ujar Emery, dilansir dari ESPN.

Catatan PSG melewati rekor yang ditorehkan beberapa klub. Sebelumnya, Borussia Dortmund di posisi teratas ketika mencetak 21 gol selama babak penyisihan Liga Champions musim 2016/2017. Kemudian, Barcelona (20) pada musim 2011/2012 dan 2016/2017. Serta Real Madrid (20) 2013/2014 dan Manchester United (20) 1998/1999.

PSG yang baru kebobolan satu gol kini memimpin rekor surplus terbanyak. Musim ini hingga matchday kelima, selisih gol tim elite Prancis itu sebanyak 23. Setelahnya, ada Real Madriod pada musim 2011/2012 (17). Ketiga, masih Madrid pada 2014/2015 (14).

Dengan semua pencapaian tersebut, Les Perisiens kian mentereng di Eropa. Bahkan, klub sekelas Muenchen pun dihajar tiga gol tanpa balas. Selain moncer, pertahanan klub kaya raya tersebut patut diacungi jempol. Hingga pertandingan kelima di babak grup, PSG menemani Barcelona sebagai tim dengan kebobolan paling sedikit.

(Pengolah: Abdullah Sammy).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement