REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kota dan Kabupaten Bogor kekurangan tenaga pendidik, terutama dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tidak sedikit guru yang saat ini masih aktif mengajar merupakan honorer.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Fahrudin menjelaskan, saat ini, total guru untuk sekolah negeri sekitar 4.000 yang jika digabungkan dengan swasta menjadi 12 ribu orang termasuk tingkat PAUD. "Honorernya mencapai lebih dari 1.500 orang," ujarnya ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (24/11).
Sebenarnya, Fahrudin menjelaskan, jumlah tersebut sudah ideal untuk memfasilitasi sekolah di Kota Bogor. Hanya, gaji yang belum proporsional untuk pendidik honorer akan membuat mereka sulit fokus mengajar. Sebab, mereka harus memikirkan kebutuhan rumah di samping urusan sekolah.
Kendala serupa juga dialami di tingkat Kabupaten Bogor. Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Pertama Disdik Kabupaten Bogor, Hidayat, menuturkan, berkurangnya penerimaan PNS diiringi dengan tingkat pensiun yang tinggi menyebabkan honorer mendominasi.
Menurut Hidayat, hampir 60 persen tenaga kerja di Kabupaten Bogor merupakan honorer. "Sekitar 14 ribu orang dengan yang sudah difasilitasi kesejahteraan 10 ribuan," ucapnya dalam acara peresmian Muhammadiyah Boarding School di Jampang, Bogor, Sabtu (18/11).
Hidayat menambahkan, untuk gaji tenaga pendidikan honorer menggunakan 15 persen dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Ia berharap, tahun depan, persentase tersebut bisa ditingkatkan untuk memastikan kesejahteraan guru honorer.