Jumat 24 Nov 2017 20:07 WIB

Pengamat: Golkar Perlu Malapetaka Apalagi untuk Sadar?

Rep: Santi Sopia/ Red: Bilal Ramadhan
Tersangka kasus korupsi KTP Elektronik Setya Novanto didalam mobil seusai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/11).
Foto: Mahmud Muhyidin/Republika
Tersangka kasus korupsi KTP Elektronik Setya Novanto didalam mobil seusai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti senior Center for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi CSIS menilai Partai Golkar saat ini telah kehilangan ruhnya. Apabila kondisi seperti saat ini dibiarkan, menurutnya, Partai Beringin bisa menjadi bak monster, zombi yang kemungkinan merusak tatanan.

"Golkar sudah kehilangan ruhnya, kalau dibiarkan bisa jadi seperti zombi, makhluk yang tidak jelas asal-usulnya, hidup dengan kemudian merusak tatanan," ujarnya dalam diskusi di Jakarta, Jumat (24/11).

Menurutnya, Golkar perlu menemukan ruhnya kembali. Kalau Golkar ingin selamat, kata dia, maka harus ada gerakan pembaruan. "Saya berpikir, Golkar ini perlu jenis malapetaka apa lagi untik sadar? Musibah sudah sedahsyat ini, Ketum masih berani kirim surat, "saya tidak mundur", nunjuk Plt, loh ini bener-beber dia tidak sadar? Dia duduk dipilih puluhan juta rakyat," kata dia.

Dia melihat masih banyak mutiara-mutiara di Golkar. Partai Beringin perlu melakukan konsolidasi organisasi, termasuk tokoh-tokoh muda partai yang bisa berkoalisi melakukan gerakan pembaharuan. Golkar, dia menambahkan, pernah jaya dan juga pernah dimaki. Tetapi, dia yakin Golkar bisa bertransformasi ke depannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement