REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Dubes RI untuk Mesir Helmy Fauzi mengatakan tidak ada WNI yang menjadi korban dalam ledakan bom di masjid Sinai Mesir yang menewaskan 184 orang. Serangan tersebut terjadi di desa al-Rawda, sebelah barat el-Arish, tak lama setelah shalat Jumat.
"Berdasarkan pemantuan KBRI Kairo dan pelacakan melalui sumber keamanan Mesir sejauh ini diperoleh informasi tak ada WNI yg menjadi korban serangan tersebut," ujar Dubes Helmy Fauzi dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (24/11).
Media negara Mesir MENA mengutip jumlah korban tewas dari sumber keamanan resmi. Ia juga mengatakan 120 orang terluka dalam serangan tersebut.
Laporan media lokal mengatakan penyerang menanam bahan peledak dan kemudian melepaskan tembakan ke jamaah saat khotbah sedang berlangsung. Mesir telah bertahun-tahun berjuang melawan gerakan bersenjata di Semenanjung Sinai yang telah meningkat sejak militer menggulingkan presiden terpilih Mohamed Morsi dari Ikhwanul Muslimin pada pertengahan 2013.
Pada 2014, setelah sebuah bom bunuh diri yang menewaskan 31 tentara, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengumumkan keadaan darurat di semenanjung tersebut, dan menggambarkannya sebagai tempat bersarangnya teroris. Media lokal juga melaporkan adanya penutupan jalan Arish-Rafah.
Serangan tersebut terjadi sehari sebelum perbatasan Rafah yang merupakan pintu gerbang utama bagi orang-orang Palestina di Jalur Gaza dibuka selama tiga hari. Perbatasan dibuka awal pekan ini.