REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir telah memutuskan untuk menunda pembukaan perlintasan Rafah di perbatasan Mesir-Gaza. Penundaan ini disebabkan karena masalah keamanan, setelah serangan bom terjadi di Sinai Utara dan menewaskan 235 orang.
Informasi ini disampaikan Kedutaan Besar Palestina di Kairo, melalui kantor berita MENA, pada Jumat (24/11). Perbatasan Rafah akan dibuka kembali dalam tiga hari untuk memungkinkan diperbolehkannya perjalanan bagi penduduk di kedua wilayah.
Faksi Palestina, Hamas dan Fatah, setuju untuk menyerahkan tanggung jawab terhadap perlintasan Rafah kepada pemerintahan persatuan Palestina. Hal ini merupakan bagian dari kesepakatan rekonsiliasi yang ditengahi Kairo bulan lalu.
Serangan bom terbaru ini menghancurkan Masjid Rawda, yang terletak 40 kilometer di sebelah barat ibu kota Sinai Utara, El-Arish. Setelah itu sejumlah orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah para jamaah yang sedang melaksanakan ibadah shalat Jumat.
Serangan kali ini menjadi salah satu serangan paling mematikan terhadap warga sipil di Mesir dalam beberapa tahun terakhir. Hingga saat ini dilaporkan belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.