Ahad 26 Nov 2017 01:30 WIB

Luhut Sebut Acara Bobby-Kahiyang Pesta Perkawinan Budaya

Rep: Issha Harruma/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (kanan) mengenakan sepatunya saat resepsi ngunduh mantu pernikahan putri dan menantunya Kahiyang Ayu-Bobby Afif Nasution di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (25/11).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Presiden Joko Widodo (kanan) mengenakan sepatunya saat resepsi ngunduh mantu pernikahan putri dan menantunya Kahiyang Ayu-Bobby Afif Nasution di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebut acara Bobby Nasution-Kahiyang Ayu di Medan tak hanya pesta adat semata. Hal ini disampaikan Luhut saat hadir dalam pesta adat keduanya di Bukit Hijau Regency, Kompleks Taman Setiabudi Indah, Sabtu (25/11).

"Ini pesta rakyatlah ya. Pesta perkawinan budaya," kata Luhut.

Luhut menyebut acara yang digelar ini sebagai pesta rakyat karena selain pejabat negara, tamu undangan sebagian besar merupakan masyarakat umum. Mereka pun berasal dari berbagai suku dan etnis. Luhut pun menyambut baik keberagaman yang dimunculkan dalam pesta adat ini.

"Mengenai banyak tamu, ini semua rakyat, ordinary people, ada dari berbagai macam suku. Itu saya kira sangat baik. Bisa bertemu dengan presidennya, dengan keluarganya," ujar dia.

Tak ketinggalan, Luhut kembali mengucapkan selamat untuk Bobby dan Kahiyang atas pernikahan keduanya.

"Saya ucapkan selamat kepada para kedua mempelai," kata Luhut.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement