REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat yang masih berada dalam radius enam kilometer untuk segera mengungsi dengan tertib dan tenang. Imbauan serupa juga disampaikan kepada masyarakat perluasan sektoral ke arah utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya sejauh 7,5 kilometer.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (25/11) malam mengatakan erupsi freatik kedua di Gunung Agung terlihat secara nyata dari Desa Culik, Karangasam Bali, pada Sabtu pukul 17.30 WITA. Menurut analisis Satelit Himawari BMKG sebaran abu vulkanik mengarah ke baratdaya sesuai dengan arah angin.
Hingga pukul 23.00 WITA, asap dan abu vulkanik masih terpantau keluar dari kawah. Kepulan asap tebal muncul dengan tekanan sedang dengan kolom abu setinggi 1500 meter.
Pascaerupsi, abu tipis menghujani beberapa desa di sekitar Gunung Agung, seperti Desa Besakih, Desa Temukus dan dusun di bagian atas Desa Pempatan yang berada di baratdaya Gunung Agung.
Masyarakat dari dusun di Desa Besakih dan Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasep terkena dampak dari hujan abu tersebut. Abu vulkanik terlihat jelas menempel di kendaraan.
Evakuasi mandiri dilakukan menuju arah selatan dengan menggunakan kendaraan yang ada. Dua truk Basarnas membantu evakuasi warga di Dusun Puregay Desa Pempata ke lokasi yang lebih aman.
Dampak erupsi freatik Gunung Agung telah menyebabkan beberapa penerbangan dibatalkan. Otoritas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali menyatakan bandara masih normal dan aman, namun beberapa maskapai penerbangan internasional membatalkan penerbangan dari dan ke Bali karena alasan keselamatan penerbangan.
Meski terkena dampak erupsi, hingga berita ini dibuat, Volcan Observatoru Notiice for Aviation (VONA) masih kode orange. Kejadian ini bukan yang pertama kali, sebelumnya saat terjadi erupsi Gunung Raung di Jawa Timur dan erupsi Gunung Barujari di NTB abu mengarah ke arah Bali.