Selasa 28 Nov 2017 17:53 WIB

'Airlangga Izin ke Presiden Jadi Caketum Golkar Hal Wajar'

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta usai menghadap Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin (20/11).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta usai menghadap Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Golkar Zainuddin Amali menilai langkah Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta izin kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengikuti bursa pencalonan ketua umum partai beringin merupakan hal yang wajar. Airlangga memang telah bertemu dengan Jokowi pada Senin pekan lalu.

"Saya kira sebagai pembantu Presiden, memang apa pun aktivitasnya harus disampaikan kepada Presiden, sama dengan ibu Khofifah (Mensos). Jadi saya kira suatu hal yang biasa dan wajar saja," ujar Amali di Jakarta, Selasa (28/11).

Sebelumnya kader Golkar yang menjabat Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengaku sudah meminta dan mendapatkan izin dari Presiden untuk maju sebagai calon ketua umum Golkar. Amali mengatakan, langkah Airlangga meminta izin Jokowi sah-sah saja sebab dalam Rapat Pleno DPP Golkar memang ada peluang digelar musyawarah nasional luar biasa untuk mencari ketua umum baru, jika Setya Novanto kalah dalam sidang praperadilan.

Namun, Amali menekankan langkah Airlangga ini tidak bisa serta merta diartikan bahwa pemerintah menginginkan Airlangga memimpin Golkar. "Jangan dilihat seperti itu. Jangan memosisikan Presiden sebagai pihak yang merestui, menyetujui, mendukung. Langkah Airlangga minta izin karena dia sebagai pembantu Presiden, sama halnya kemarin ibu Khofifah," kata Amali

Lebih jauh Amali menilai, meskipun Airlangga sudah mendapat izin Presiden, saat ini semua kader memiliki peluang yang sama kuat maju sebagai calon ketua umum Golkar jika munaslub digelar. Adapun, sidang praperadilan Novanto dijadwalkan akan mulai digelar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis (30/11).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement