REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengutuk uji coba rudal terbaru Korea Utara (Korut) pada Selasa (28/11). Sekali lagi, Korut, kata dia, telah menebar ancaman terhadap keamanan regional dan internasional.
"Saya sangat mengutuk uji coba rudal balistik Korut yang baru. Ini merupakan pelanggaran lebih lanjut atas beberapa Resolusi Dewan Keamanan PBB, yang merongrong keamanan regional dan internasional," ujar Stoltenberg.
Ia menilai, penting bagi Pyongyang untuk segera melakukan perundingan dengan dunia internasional guna membahas proyek rudalnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari pecahnya konflik di Semenanjung Korea.
Korut kembali meluncurkan sebuah rudal balistik, Selasa (28/11). "Rudal tersebut terbang ke timur dan militer Korsel menganalisis rincian bersama Amerika Serikat (AS)," ungkap kantor berita Korsel Yonhap dalam laporannya mengutip keterangan kepala staf gabungan Korsel.
Laporan tersebut belum memberi keterangan terperinci perihal peluncuran rudal terbaru Korut ini, termasuk perihal lokasi peluncuran dan cakupan jelajahnya. Namun sebelumnya Jepang telah melaporkan tentang adanya indikasi bahwa Pyongyang memang akan kembali melakukan uji coba rudal.
Jepang mendeteksi sinyal radio yang mengindikasikan bahwa Korut sedang mempersiapkan peluncuran rudal balistik terbarunya. Kendati demikian, Jepang belum yakin Korut akan segera melakukan uji coba rudal.
Saat ini Korut diketahui tengah berusaha mencapai tujuannya, yakni membangun rudal berhulu ledak nuklir yang mampu mencapai AS. Proyek ini yang memicu krisis di Semenanjung Korea. Proyek ini pula yang mengakibatkan Korut dijatuhkan sanksi bertubi-tubi oleh Dewan Keamanan PBB.