Rabu 29 Nov 2017 16:56 WIB

Bogor akan Bangun Pusat Ekonomi Kreatif

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Gita Amanda
Kue lapis berbahan baku talas bogor.
Foto: Lapisbogor.blogspot
Kue lapis berbahan baku talas bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) berencana membangun pusat ekonomi kreatif di lokasi strategis. Kelak, pusat ini diharapkan bisa dimanfaatkan para pelaku ekonomi kreatif sebagai tempat berkumpul.

Kepala Disbudpar Kota Bogor Shahlan Rasyidi menjelaskan, pusat ekonomi kreatif ini rencana dibangun di tiga tempat. Lippo Mall Keboen Raya, The Jungle BNR dan di Jalan Bina Marga. Tiga lokasi ini dirasa strategis secara geografis," ucapnya ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (29/11).

Pusat ekonomi kreatif, disampaikan Shahlan, memiliki fungsi utama sebagai pusat pertemuan para pelaku ekonomi kreatif. Tidak sekadar area bercangkrama, melainkan untuk tempat menyelenggarakan workshop, seminar, diskusi dan temu bisnis maupun pelatihan.

Meski belum memiliki desain pasti, Shahlan memiliki bayangan, pusat ekonomi kreatif tersebut berupa ruangan luas yang memungkinkan para pelakunya bergerak leluasa. Rencana, tahun depan akan dimulai pembangunannya.

Sektor ekonomi kreatif sendiri memiliki 16 sub sektor, termasuk fesyen, fotografi dan kuliner. Semuanya, disampaikan Shahlan, berkontribusi 32 persen terhadap pendapatan anggaran daerah.

Dengan dibangunnya sebuah pusat, Shahlan menambahkan, pelaku ekonomi kreatif bisa terangsang untuk menghasilkan karya berupa produk maupun jasa yang lebih berkualitas dan bervariasi. "Sekaligus menumbuhkan pelaku baru," ujarnya.

Rencana pembangunan pusat ekonomi kreatif ini mendapat apresiasi dan dukungan dari Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman. Menurutnya, pusat itu sesuai dengan karakter dan misi kota Bogor sebagai kota jasa yang mulai fokus pada ekonomi kreatif.

Usmar menjelaskan, Bogor sudah dikenal sebagai kawasan pariwisata alam seperti Kebun Raya Bogor dan Situ Gede. "Kalau didukung dengan ekonomi kreatifnya, seperti kerajinan tangan, permainan atau kuliner, pasti akan seiring," ucapnya.

Dari beberapa sub sektor ekonomi kreatif, Usmar menuturkan, kuliner masih menjadi sub yang berpotensi besar. Lapis talas, asinan dan roti unyil yang menjadi buah tangan utama dari Bogor telah memberikan kontribusi miliaran rupiah.

Tapi, Usmar menambahkan, bukan berarti sub sektor lain tidak mempunyai potensi salah satunya kerajinan tangan. "Meski kontribusinya setengah kuliner, ke depan, kerajinan tangan akan semakin diminati wisatawan," tuturnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement