REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong pengembangan wisata makam Wali Songo sehingga bisa menarik lebih banyak wisatawan nusantara dan mancanegara.
"Kami berharap masing-masing pemerintah daerah bisa memaksimalkan potensi tersebut," ujar Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nadjamuddin Ramly ditemui usai membuka pameran artefak peninggalan Wali Songo di kompleks Makam Sunan Kudus dan Menara Kudus, Rabu (29/11).
Untuk mendukung hal itu, kata dia, pemerintah daerah perlu memperbaiki infrastrukturnya. Akses jalan menuju objek wisata harus baik, tersedia tempat penginapan yang memadai, serta restoran, dan fasilitas internet yang baik. Ia optimistis apabila dikemas lebih baik maka peninggalan para penyebar Islam serta kebesaran Islam tempo dulu akan diketahui masyarakat luas.
Bahkan, lanjut dia, tujuan wisata tersebut tidak hanya dipromosikan di tingkat nasional, melainkan bisa hingga ke tingkat internasional. Apabila hal itu benar-benar bisa direalisasikan, dia memastikan pemerintah daerah juga akan diuntungkan karena pendapatan asli daerahnya juga tertunjang.
"Setidaknya pemasukan yang diperoleh juga tidak sekadar derma dari para peziarah, melainkan ada retribusi setiap wisatawan," ujarnya.
Peziarah Makam Sunan Kudus tidak hanya sekadar melakukan ritual keagamaan karena di tempat tersebut juga terdapat peninggalan wali berupa bangunan menara. Selain itu, di kompleks Makam Sunan Kudus dan Menara Kudus juga terdapat museum yang di dalamnya terdapat informasi seputar perjuangan Sunan Kudus maupun benda-benda bersejarah lainnya untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk wisatawan untuk mengetahui sejarah tentang Sunan Kudus. Museum tersebut diharapkan bisa menjadi pusat informasi seputar sejarah Sunan Kudus.