Jumat 01 Dec 2017 19:12 WIB

Presiden: Piagam Madinah Terobosan Besar Toleransi

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1439 H/2017 M di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/11
Foto: Puspa Perwitasari/Antara
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1439 H/2017 M di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/11

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW berarti menyatakan komitmen tenaga dan upaya untuk meneruskan dan merealisasikan kenabian Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan kita, bahwa kita umat Islam harus bisa menjadikan Islam rahmatan lilalamin, bukti nyata harus kita tunjukkan.

“Misi kenabian kita wujudkan dengan kesalehan individual dan kesalehan sosial,” demikian disampaikan Presiden Joko Widodo saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439H/2017M di Istana Bogor, Kamis (30/11) malam.

Presiden menyampaikan, banyak sekali yang patut kita teladani dari Rasulullah SAW. Keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam membangun kota Madinah sebagai tauladan masyarakat dunia, adalah bukti nyata realisasi misi kenabian Beliau.

“Dan kita harus mampu membangun madinah-madinah baru, membangun masyarakat Indonesia yang damai, adil, dan makmur. Sebagaimana telah diriwayatkan masyarakat yang madani terutama kota Madinah, kota yang sangat maju di zamannya, adalah bukti nyata dari Islam yang rahmatal lilalamin. Madinah adalah bukti kerukunan dan kesatuan lintas etnis, kerukunan lintas agama yang juga antar kelompok pendatang (Muhajirin) dengan kelompok penolong (Anshar),” ujar Presiden.

Menurutnya, Piagam Madinah merupakan terobosan besar toleransi dan persaudaraan. Madinah adalah bukti dari keadilan, penghormatan dan penegakan hukum, masyarakat yang sebelumnya berkonflik yang berkepanjangan kemudian menjadi masyarakat yang paham dan taat hukum, menjaga kepentingan bersama. Dikatakan Presiden, Madinah juga bukti dari sistem ekonomi yang berkeadilan, yang mengedepankan kesejahteraan bersama.

“Tugas kita adalah melanjutkan misi kenabian tersebut menjadi nyata, misi Islam yang rahmatan lilalamin dalam kehidupan kita sehari-hari . Dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga, kita berusaha melanjutkan misi kenabian yang rahmatan lilalamin, yang berkomitmen dan bekerja keras memperkuat ukhuwah Islamiyah kita, ukhuwah wathoniyah kita, ukhuwah insaniyah kita, dan ukhuwah basyariah kita,” katanya.

“Kita harus mengajarkan anak-anak kita untuk meneladani Rasulullah yang uswatun hasanah, yang berwatak mulia, yang lemah lembut, yang jujur, santun, amanah, yang selalu menyampaikan kebenaran . Mari kita sama-sama berlaku adil, menghormati hak orang lain, menghormati hukum,” ajak Presiden.

Demikian pula, ujar Presiden, dengan ekonomi yang berkeadilan, yang kuat wajib membantu yang lemah, yang kaya wajib membantu yang miskin. Menurutnya, itulah semangat dari keberadaan lembaga keuangan, memberi kemudahan bagi usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah milik umat dalam kemajuan pembiayaan-pembiayaan. Itulah semangat dari kredit usaha rakyat, itulah semangat kartu pintar, kartu sehat, program keluarga harapan, dan program-program kesejahteraan sosial lainnya.

“Semoga momentum Maulid Nabi tahun 1439H/2017M ini jadi pintu Indonesia bergerak maju menjadi negeri yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur,” ujar Presiden.

Tampil sebagai penceramah Maulid Nabi Muhammad SAW  Pimpinan Yayasan Al Fachriyah Habib Jindan Bin Novel Bin Salim Bin Jindan dengan tema Moderasi Dakwah Nabi Muhammad Saw Dalam Mewujudkan Harmoni Kehidupan.

Tampak hadir, Menkopolhukam Wiranto, Menag Lukman Hakim Saifuddin, sejumlah menteri Kabinet Kerja, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, pimpinan lembaga tinggi negara, duta besar negara-negara sahabat, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wali Kota Bogor Bima Arya.

sumber : kemenag.go.id
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement