Sabtu 02 Dec 2017 07:15 WIB

Pilgub Jabar, PPP Minta Emil Pilih Wakilnya

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Elba Damhuri
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjadi saksi pada acara Nikah Masal di Pendopo, Kota Bandung, Rabu (22/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjadi saksi pada acara Nikah Masal di Pendopo, Kota Bandung, Rabu (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta bakal calon gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil), untuk memilih sendiri calon wakilnya tanpa melakukan konvensi atau menyerahkan ke musyawarah koalisi partai pengusung.

Menurut Ketua Bidang Pemenangan Jawa Barat DPP PPP Dayat Hidayat, dengan menentukan sendiri, Emil akan mampu memilih calon wakil gubernur yang tepat dan sesuai dengan kebutuhannya.

Dayat mengatakan, Emil jangan menyerahkan penetapan calon wakil gubernur ke partai pengusung karena tidak akan ada titik temu. Karena, masing-masing partai akan bersikukuh untuk menjadikan kadernya sebagai pendamping Wali Kota Bandung tersebut.

"PPP harga mati ingin Kang Uu, begitu pun Golkar. Jadi, ini enggak akan ketemu," ujar Dayat, Kamis malam (30/11).

Dayat menilai, dengan memilih sendiri pun, Emil bisa objektif memilih kandidat yang dianggap paling tepat dengannya. "Kalau konvensi, siapa yang memberi penilaian bahwa calon ini tidak disukai Kang Emil?" katanya.

Oleh karena itu, kata dia, Emil harus berani menggunakan hak prerogatif dalam memilih calon wakil gubernur. Ruang ini harus diselesaikan Kang Emil. "Kang Emil yang menentukan, bukan partai pengusung. Siapa yang cocok menurut dia dan siapa yang ratingnya paling baik berdasarkan hasil survei," katanya.

Dayat mengatakan, dengan memilih sendiri pun Emil tetap bisa menghitung popularitas dan elektabilitas calon wakilnya. Karena, selama ini banyak lembaga survei yang telah mengumumkan hasil pilihan responden terkait Pemilu Gubernur Jawa Barat 2018.

Dayat menegaskan, dengan mengacu pada survei, tidak akan memakan waktu yang lebih lama. Karena, hasil survei pun bisa dipertanggungjawabkan secara moral kepada partai pengusung.

Namun, kata Dayat, jika menggunakan cara konvensi, harus dilakukan dari sekarang. Sebab, sisa waktu jelang pendaftaran pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum tidak lama lagi.

Dengan dipercepat ini pun, kata dia, akan menghindari ruang-ruang kosong yang rentan menimbulkan perdebatan di sesama partai pengusung. Jika konvensi dilakukan, ia berharap pelaksanaannya sebaik mungkin dengan mengedepankan asas kejujuran dan keterbukaan.

Sementara, menurut Koordinator Wilayah Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta DPP PPP Nurhayati Monoarfa, Uu Ruzhanul Ulum berada di posisi teratas berdasarkan hasil survei untuk kategori calon wakil gubernur. Nurhayati mengaku pihaknya terus melakukan survei untuk mengetahui tren Uu Ruzhanul Ulum, calon wakil gubernur yang diusung PPP untuk menjadi pendamping Emil.

"Tren Pak Uu terus naik. Popularitas dan elektabilitasnya berada paling atas untuk posisi calon wakil gubernur," katanya.

Nurhayati menilai, capaian ini tidak terlepas dari upaya sosialisasi yang terus dilakukan Uu dan PPP. Sebagai contoh, kata dia, DPP PPP menginstruksikan kader dan struktur partai di daerah untuk memasang spanduk dan baligo Uu yang berdampingan dengan Emil.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement