REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Manajemen Borneo FC mengusulkan kepada PSSI untuk mengembalikan regulasi pemain asing di Liga Indonesia musim depan dengan tidak menggunakan jasa marquee player atau pemain bintang. Presiden Borneo FC, Nabil Husein Said Amin dihubungi dari Samarinda, Kaltim, Kamis, menilai peran marquee player hanya menguntungkan dari segi marketing klub semata.
Dari sisi yang paling penting yakni untuk mengangkat kualitas kompetisi atau bahkan mendongkrak permainan tim, Nabil menilai faktanya masih diragukan. "Saya rasa tak mengangkat derajat kompetitif liga di Indonesia. Tapi untuk sisi marketing dan branding liga memang ada nilai plusnya," katanya.
Apalagi, lanjut Nabil, tidak semua klub peserta Liga 1 2017 punya kemampuan finansial untuk mendatangkan pemain kelas dunia seperti maksud dari regulasi yang diterapkan oleh PSSI. Justru kenyataannya beberapa marquee player yang ada di Indonesia rata-rata hanya pemain kelas dua atau pemain yang masa kejayaanya telah habis karena rata-rata sudah memasuki usia lebih dari 31 tahun.
Sehingga, ia menilai kualitas marquee player yang didatangkan juga tidak berbeda jauh dari pemain lokal yang ada. "Faktanya tidak semua klub bisa mendatangkan pemain sekelas Essien atau Sissoko, paling hanya beberapa klub saja yang mampu," tutur Nabil.
Ia berharap PSSI bisa mengembalikan lagi aturan pemain asing dengan komposisi 3 pemain asing plus satu pemain Asia. "Tetap empat pemain asing atau tiga pemain tidak menjadi masalah, asalkan jangan kita memaksakan harus bintang dunia," tegas Nabil.