Jumat 08 Dec 2017 06:52 WIB

Panglima TNI: Mutasi 85 Pati TNI Sesuai Prosedur

Panglima TNI Gatot Nurmantyo memberikan keterangan terkait pemilihan KSAU Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI yang baru di Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa, (5/12).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Panglima TNI Gatot Nurmantyo memberikan keterangan terkait pemilihan KSAU Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI yang baru di Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa, (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan, mutasi jabatan 85 perwira tinggi TNI sesuai prosedur yang berlaku. Tahap pertama Pra Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi TNI dihadiri Kepala Staf Umum TNI, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Laut dan Udara, Irjen TNI dan Kabais TNI.

"Kemudian perwakilan dari lembaga-lembaga terkait seperti Lemhannas, Kemenkopolhukam dan Kemenhan," kata Panglima TNI, Kamis (8/12).

Selesai sidang Pra Wanjakti TN, lanjut dia, kemudian dilaporkan kepada Kepala Staf Angkatan masing-masing. Setelah itu tanggal 4 Desember 2017 dilaksanakan prosedur tahap kedua.

"Wanjakti TNI yang dihadiri oleh saya selaku Panglima TNI, Kasad, Kasal, Kasau, Waka BIN, Wakil Gubernur Lemhannas, Sekretaris Menkopolhukam, Irjen TNI dan Kabais TNI sehingga secara prosedural, legalitas dan landasan konstitusi sudah sesuai," kata Panglima TNI.

Pada saat rapat, kata Gatot, tidak pernah ada pemungutan suara (voting) dan seluruh yang hadir mendiskusikan pada sidang Wanjakti TNI. Setelah menyetujui selanjutnya semuanya membubuhkan paraf di lembar berita acara, yang artinya semuanya sudah setuju.

Pada hari yang sama, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ditelepon oleh Mensesneg bahwa Presiden Joko Widodo sudah menyerahkan surat kepada DPR calon tunggal Panglima TNI, yaitu Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, namun demikian Wanjakti TNI sudah berjalan. Setelah pemberitahuan itu, Gatot menghadap Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.

"Besoknya siang-siang saya menghadap Presiden, ada Wakil Presiden. Ucapan terima kasih dan lain sebagainya. Pesan beliau bahwa di medsos jangan mengeluarkan apa-apa, jaga nama baik. Siap saya laksanakan, tetapi yang ini sudah tanggal 4. Dalam konteks ini, maka saya tidak akan melaksanakan sertijab dengan keputusan yang ada," kata Gatot.

Gatot pun menyerahkan kepada Hadi apabila nama pati yang dimutasi tak sesuai keinginannya. "Walaupun Pak Hadi sudah paraf juga, diberikan kesempatan begitu beliau menjabat, lihat lagi keputusan ini. Ya mungkin beliau bilang 'ah ini nggak pas', ya itu urusan beliau. Surat ini masih utuh," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement