REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, mengajak umat Islam sedunia untuk bersatu menyuarakan perlawanan terhadap Donald Trump.
Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) itu secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, meskipun di tengah begitu banyak kecaman dunia internasional.
Menurut Razak, pemindahan kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem harus ditolak. "Saya menyerukan kepada seluruh umat Islam sedunia agar bersuara lantang, bahwa kita sangat menentang pengakuan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel, selamanya," ujar Najib Razak dalam konferensi partainya di Kuala Lumpur, Malaysia, seperti dikutip Express.co.uk, Kamis (7/12).
Sementara itu, pelbagai aksi massa telah terjadi di sejumlah tempat sebagai protes terhadap keputusan AS.
Di Tel Aviv, misalnya, sekumpulan orang melempari bangunan kedubes AS dengan batu.
Di Istanbul, Turki, massa setempat berdemonstrasi di depan Masjid Fatih. Mereka menyuarakan kecaman terhadap Donald Trump. Aksi serupa juga terjadi di Amman, Yordania, kemarin.
Kekuasaan Israel atas Yerusalem merupakan pelanggaran terhadap resolusi PBB. Menurut aturan hukum internasional yang sejauh ini berlaku, status kota suci tersebut baru akan jelas setelah adanya negosiasi antarpihak yang berkepentingan.
Keputusan Trump tersebut juga dinilai mengabaikan kemungkinan terwujudnya solusi dua negara, yakni bahwa Palestina dan Israel hidup berdampingan satu sama lain.