Jumat 08 Dec 2017 12:35 WIB

Trump Diminta Cabut Pengakuan Yerusalem Ibu Kota Israel

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Budi Raharjo
Palestina-Israel bentrok setelah pernyataan Trump
Foto: Voa news
Palestina-Israel bentrok setelah pernyataan Trump

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Arief Budhy Hardono, mengecam keras dan meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencabut pernyataannya terhadap pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel sekaligus akan memindahkan Kedutaan Besarnya ke Kota itu. Pengakuan sepihak AS itu telah mengganggu proses perdamaian di Timur Tengah khususnya konflik berkepanjangan antara Israel dengan Palestina.

Solusi terbaik dari penyelesaian konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina adalah pengakuan dua negara. Kedua negara itu harus hidup berdampingan saling menghormati sebagai sama-sama negara merdeka," ujar Arief kepada pers, di Jakarta, Jumat, (8/12).

Jika Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu Kota Negara Israel, Amerika Serikat secara langsung tidak mengakui negara Palestina. Ini jelas menyakiti hati rakyat Palestina dan umat Islam pada umumnya yang selama ini menginginkan agar segera tercipta perdamaian antara Israel dan Palestina.

Mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UI ini, mendesak pemerintah Republik Indonesia dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo untuk konsisten setia pada Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945) yang menegaskan dukungan pada perjuangan bangsa Palestina dan tidak mengakui Israel. ILUNI UI mengajak Bangsa dan Pemerintah Negara Republik Indonesia untuk tetap mendukung perjuangan rakyat dan negara Palestina.

"Hingga terealisasinya dua negara Israel dan Negara Palestina yang hidup berdampingan, saling menghormati, hidup rukun damai dan sejahtera," ujar Arief.

Sementara itu, Juru bicara ILUNI UI Eman Sulaeman Nasim juga menyatakan dukungannya terhadap apa yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo. Presiden direncanakan akan berangkat ke Turki untuk menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi negara-negara anggota negara-negara konferensi Islam (OKI) untuk membahas sekaligus mengecam sikap presiden Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu Kota Negara Israel.

Negara-negara Islam dan negara-negara yang mencintai perdamaian, sudah sepantasnya secara bersama, menolak keputusan Presiden Donald Trump. "Negara-negara Islam juga harus bersatu mendesak pemerintahan Amerika Serikat membatalkan pememindahan kedutaan besarnya ke Yerusalem sekaligus mencabut keputusan konyolnya itu sesegera mungkin, kata Eman.

Sekjen ILUNI Andre Rahadian turut menyatakan bahwa Bangsa dan Rakyat Indonesia sejak awal menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi. Termasuk bumi Palestina. "Ini adalah bentuk penajahan modern yang tidak berprikemanusiaan. Harus segaera dihentikan," ujar Andre.

Pemerintah Amerika Serikat menurut Andre seharusnya mendukung upaya PBB mengakhiri bentuk penjajahan Israel di Palestinadengan mewujudkan terciptanya perdamaian yang abadi lewat solusi dua negara. Bukan justru mengakui wilayah Palestina menjadi Ibu Kota baru Israel. Apa yang dilakukan Presiden Donald Trump adalah sebuah kemunduran yang membahayakan keamanan dunia.

ILUNI UI berharap agar seluruh masyarakat yang ada di dunia termasuk Indonesia menyampaikan keberatannya atau protes kepada pemerintah Amerika Serikat melalui kedutaan besar AS di seluruh dunia secara tertib. Menjaga perdamaian serta saling menghormati sesama warga dunia itu mutlak hukumnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement