REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan berupay menjaga pasokan gas elpiji agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan gas elpiji tiga kilogram bersubsidi. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan kebutuhan gas elpiji pada tahun depan diprediksi akan meningkat.
Untuk memenuhi meningkatkan permintaan, menurut Arcandra, pemerintah akan memaksimalkan produksi dalam negeri. Namun, kata dia, jika masih kurang maka peluang tambahan impor bisa saja dilakukan.
"Upaya yang dilakukan adalah kita mencermati data yang ada selama ini, hari per hari kebutuhan di Indonesia. Kita juga menganalisa kapan sebetulnya kebutuhan itu melonjak," ujar Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (8/12).
Ia menuturkan, kebutuhan harian gas elpiji di Indonesia sekitar 20 ribu metrik ton (MT). Sementara untuk mengamankan stok elpiji di seluruh Indonesia, menurut Arcandra, PT Pertamina (Persero) memiliki buffer stock gas elpiji untuk 19-20 hari.
"Sepanjang tahun ini rata-rata konsumsinya sekitar 20,1 ribu-20,4 ribu metrik ton," kata dia.
Dari data tersebut, kata Arcandra pemerintah akan memaksimalkan produksi gas dalam negeri dengan memaksimalkan produksi beberapa blok migas yang memang memproduksi gas secara baik. Lapangan gas Jangkrik dan lapangan Mahakam disebut Arcandra bisa memenuhi kebutuhan elpiji dalam negeri untuk jangka panjang.
"Kalau gasnya memungkinkan dan ekonomis bisa dibuat elpiji maka kita tentu akan melakukan produksi elpiji di dalam negeri. Tapi kalau tidak ada tentu kita akan impor," ujar Arcandra.