Jumat 08 Dec 2017 19:33 WIB

Aher Resmikan Museum Gedung Sate

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher meresmikan museum sejarah dan pendidikan Gedung Sate di lantai basement Kantor Pemerintahan Gedung Sate Provinsi Jawa Barat, Jumat (8/12). Museum yang dibangun dengan biaya Rp 11,5 miliar tersebut didedikasikan untuk masyarakat Jawa Barat dan seluruh Indonesia. "Alhamdulillah museum (yang) dirancang semenjak dua tahun lalu sudah selesai bisa dinikmati masyarakat," ujarnya kepada wartawan seusai peresmian museum Gedung Sate, Jumat (8/12).

Dia mengatakan, museum yang dirancang secara khusus dengan pendekatan teknologi ini memiliki konten yang lengkap. Baik dari segi cerita tentang sejarah dan arsitektur (Jawa Barat). Sehingga kehadirannya berbeda dari museum pada umumnya karena lebih menarik dan sangat bermanfaat untuk seluruh masyarakat.

Usai meninjau seluruh bagian museum tersebut, ia mengaku kondisi di dalamnya lebih dari ekspektasi yang diharapkan sebelumnya. Museum yang bisa diakses masyarakat umum dengan konten yang lengkap akan menyenangkan semua pihak termasuk pembelajaran sejarah bisa lebih dinikmati dengan baik.

Menurutnya, pengelolaan museum Gedung Sate akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) agar lebih profesional. Selain itu, setiap masyarakat yang berkunjung akan dikenakan biaya tiket. "Kita dedikasikan untuk Indonesia karena Gedung Sate ini landmark arsitektur Jawa Barat dan Indonesia. Kita ingin bangunan seperti Gedung Sate yang keawetan dan penggunannya melewati batasan umur arsitektur," ungkapnya.

Aher menambahkan, museum Gedung Sate menyimpan cerita tentang Gedung Sate sebagai kantor pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu dari Jakarta ke Bandung. Namun, karena ada krisis dan perang dunia kedua sehingga pembangunannya tidak berlanjut dan kondisi yang ada seperti sekarang.

"Sejarahnya gedung ini dibangun 6 juta golden kalau dirupiahkan Rp 300 miliar untuk dua gedung. Tentu keunikan ini perlu dimuseumkan, keunikan planologi dan sejarah," ungkapnya.

Sementara itu, Designer Museum Gedung Sate, Ade Garnadi mengatakan tiap masyarakat yang berkunjung akan dikenakan biaya tiket Rp 5.000 hingga Rp 10 ribu. Namun, nominal tersebut masih dibahas dan rencana diberlakukan kemungkinan pada 2018 mendatang. "Diupayakan belum berbayar hingga akhir tahun. Bukanya sendiri dari Selasa hingga Minggu, Senin libur," ungkapnya.

Saat memasuki lorong Museum Gedung Sate, pengunjung akan disuguhi oleh frasa-frasa dan kalimat tentang Gedung Sate. Kemudian dilanjutkan dengan data seputar pembangunan di Kota Bandung dan Jawa Barat yang dilukiskan dalam gambar.

Selain itu, informasi seputar Gedung Sate bisa dilihat di dalam museum serta pimpinan yang menjabat di Jawa Barat dari masa ke masa. Termasuk profil tokoh, peta persebaran heritage di Kota Bandung, audio visual tentang Gedung Sate, augmented reality, architarium dan virtual reality tentang Gedung Sate.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement