REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengingatkan Ridwan Kamil (Emil) dalam memilih calon wakil gubernur pada Pemilu Gubernur Jawa Barat 2018. Menurut Ketua Bidang Pemenangan Jawa Barat DPP PPP Dayat Hidayat, tak semata-mata karena partai tersebut mengajukan kadernya, ini dirasa penting agar Emil tidak salah dalam memilih pasangan.
Emil, harus memerhatikan tiga faktor dalam memilih calon wakil. Pertama, Emil harus nyaman dan cocok dengan kandidat tersebut. "Harus ada political chemistry," ujar Dayat di Bandung, Jumat (8/12).
Kedua, sosok yang dipilih harus mampu menutupi karakteristik kepemimpinan yang tidak dimiliki Emil. Jika Emil identik sebagai pemimpin yang memiliki keunggulan dalam menata kota, sudah seharusnya memilih calon wakil gubernur yang mampu dan terbukti berhasil membangun wilayah pedesaan. Calon wakil yang dipilih harus memiliki gagasan dan visi misi yang baik untuk memajukan desa.
Selain itu, kata dia, mengingat mayoritas warga Jawa Barat berpenduduk Muslim. Menurutnya, sosok yang tepat harus memiliki kultur pesantren. "Ketiga, ya dilihat dari popularitas dan elektabilitasnya. Lihat dari hasil survei, atau lakukan survei sendiri kalau tidak percaya," katanya.
Jika mengacu kepada ketiga faktor itu, kata dia, PPP optimistis kadernya akan terpilih menjadi calon wakil gubernur untuk dipasangkan dengan Emil. Seperti diketahui, pada Pemilu Gubernur Jawa Barat 2018, partai berwarna hijau ini mengusung Uu Ruzhanul Ulum sebagai calon pendamping Emil.
Dayat mengatakan, Emil dan Uu memiliki kecocokan karena saling melengkapi satu sama lainnya. Perbedaan karakteristik di antara mereka menjadi modal utama agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat akan sosok pemimpin yang ideal.
Menurut Dayat, Emil pun telah mengakui adanya kecocokan dengan Uu, ketika berkunjung ke kantor DPP PPP di Jakarta saat penyerahan surat keputusan (SK) pengusungan Emil-Uu. Saat itu, calon gubernur itu membenarkan merasa nyaman dengan Uu dari berbagai hal.
Selain dari sisi kepribadian, kata Dayat, Emil pun menilai Uu sebagai sosok yang mampu menutupi kelemahan Wali Kota Bandung tersebut. Emil sendiri, menyebut dirinya sebagai teknokrat, yang lebih banyak berurusan dengan perkotaan. "Sedangkan Pak Ridwan Kamil menilai Kang Uu mewakili kalangan santri yang selalu memperhatikan wilayah dari desa ke desa," katanya.
Sehingga, kata Dayat, keduanya sangat serasi untuk memimpin Jawa Barat karena memiliki kemampuan untuk membangun desa dan menata kota. "Saya sudah serasi dengan Pak UU. Ini pernyataan langsung dari mulut Pak Ridwan Kamil," katanya.
Bahkan, kata Dayat, kecocokan yang dirasakan Emil ini dituangkan dalam surat perjanjian yang ditandatangani Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal DPP PPP, serta Emil dan Uu saat penyerahan SK tersebut. Saat itu, Emil telah merasa sangat nyaman dan cocok dengan Kang Uu. "Bahkan dituangkan dalam kesepakatan di atas kertas yang ditandatangani semua," katanya.
PPP pun, kata dia, telah melakukan survei yang hasilnya tetap menyebut Uu sebagai calon wakil gubernur yang paling banyak dikenal dan dipilih responden. Tak hanya itu, Dayat pun menyebut Uu sebagai kandidat yang berpengalaman di pemerintahan.
"Jadi kalau harus obyektif, ya Kang Uu ini unggul dibanding calon lainnya. Jadi tidak salah kalau Pak Ridwan Kamil memilih Kang Uu," katanya.