REPUBLIKA.CO.ID,ABUJA -- PT Timah Tbk menandatangani pembentukan kerja sama joint venture dengan Topwide Ventures Ltd di Abuja, Nigeria, Senin (11/12). Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT Timah, M Riza Pahlevi dengan CEO Topwide Ventures Ltd, Senator Annie Okonkwo.
Kerja sama ini disaksikan pula oleh Duta Besar RI Abuja, Harry Purwanto dan Chairman Nigeria Solid Mineral Fund, Alhaji Uba Saidu Malami. Riza menyebutkan perjanjian tersebut merupakan langkah awal PT Timah di Nigeria.
Hal ini akan ditindaklanjuti dengan penuntasan due diligence untuk menambang timah di Nigeria. "Diharapkan proses studi awal mengenai potensi tambang timah di daerah Jos, negara bagian Plateau, akan selesai pada pertengahan tahun 2018 dan dilanjutkan dengan full scale mining operations," katanya.
Dubes RI Abuja dan Chairman Nigeria Solid Mineral Fund menyambut baik dan memberikan ucapan selamat kepada kedua perusahaan. Chairman Solid Mineral Nigeria Alhaji Saidu Malami mengucapkan apresiasi secara khusus bagi Indonesia yang telah menanamkan investasinya di sektor tambang Nigeria.
Alhaji Malami juga menegaskan bahwa sektor tambang Nigeria terbuka bagi investasi asing dan terjamin keamanannya. Dengan jumlah penduduk sekitar 190 juta jiwa dan sumber daya alam yang melimpah, Dubes RI Abuja, Harry Purwanto, berpesan bahwa saat ini merupakan momentum yang paling baik untuk berbisnis di Nigeria.
"Apalagi selama ini beberapa perusahaan Indonesia telah terbukti berhasil saat mengembangkan ekspansinya ke Nigeria," kata Harry. Ia menyebut contohnya yakni Indomie, Indorama, Wings Group, dan Kalbe Farma.
Oleh karena itu, Harry mengajak pebisnis Indonesia untuk dapat menjadikan Nigeria sebagai pasar non-tradisional utama yang perlu diraih. Ia menilai beroperasinya PT Timah di Nigeria akan menguntungkan kedua negara.
Selama ini, potensi penambangan timah di Nigeria diketahui belum maksimal. Meskipun Pemerintah Nigeria memperkirakan setidaknya terdapat dua hingga 10 juta ton cadangan timah, namun produksi tambang timah per tahunnya masih sangat kecil yakni sekitar 500 ton per tahun.
Dengan kerjasama terbaru ini, diharapkan tambang timah Nigeria akan kembali menggeliat, dikelola secara professional, dan sekaligus memberikan kontribusi bagi masyarakat kedua negara, Indonesia dan Nigeria.