REPUBLIKA.CO.ID, Ribuan warga memadati Balai Desa Pekandangan Jaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Rabu(13/12) pagi. Hari itu, mereka datang ke balai desa untuk memilih calon kepala desa. Tak seperti pemilu lainnya, seperti pemilihan bupati, gubernur atau presiden, pemilihan kepala desa memang dirasa lebih istimewa.
Wargarela meninggalkan semua aktivitas mereka demi menyalurkan hak suara masing-masing. Kedekatan secara emosional dengan calon kepala desa, membuat mereka sangat berantusias untuk berusaha menambah suara bagi calon kepala desa yangmereka dukung.
Adatiga calon kepala desa yang bertanding di Desa Pekandangan Jaya. Mereka adalahAsnali, Sukandi dan Turyani. " "Saya sengaja libur jualan untuk bisa nyoblos," kata salah seorang warga setempat, Udi.
Pemandangan serupa juga terlihat di Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu. Di desa tersebut, ribuan warga juga datang untuk memilih satu dari lima calon kepala desa yang bertanding.
Tak hanya warga yang tinggal di desa tersebut, antusiasme juga ditunjukkan puluhan warga Desa Singaraja yang merantau ke Cilegon, Banten. Mereka rela pulang kampung menempuh jarak ratusan kilometer hanya untuk mencoblos.
Salah satunya adalah Susanto, warga asli Desa Singaraja yang bekerja di sebuah proyekyang ada di Cilegon. Dia menyempatkan diri untuk pulang bersama 20 orangtemannya.
"Pulang kemarin. Sengaja hanya untuk mencoblos," tutur Susanto, saat ditemui Republika.co.id, usai mencoblos di bilik tempat pemungutan suara.
Susantomengaku memiliki kedekatan hubungan kekeluargaan dengan salah satu calon kepaladesa yang bertanding. Karena itu, dia sengaja datang untuk memberikan suaraagar calon yang didukungnya bisa menang.
Susanto menuturkan, pemilihan kepala desa memang terasa lebih istimewa dibandingkan pemilihan presiden sekalipun. Pasalnya, warga memiliki hubungan emosional dengan setiap calon kepala desa. Rumah warga dengan calon kepala desa pun tentu masih dalam lingkup satu desa. Karenanya, mereka mengenal dengan baik calon kepala desa, begitu pula sebaliknya.
Calon kepala desa pun semakin mendekatkan diri dengan warga sejak satu tahun atau lebih sebelum pilkades berlangsung. Calon kepala desa itu menggelar melekan (begadang) setiap malam di rumahnya. Warga yang mendukungnya pun akan berdatangan. Sajian kopi atau tehmanis dengan ditemani cemilan, menjadi sajian wajib saat melekan.
Hal itu berbeda dengan memilih calon kepala daerah, calon presiden, maupun calonanggota legislatif. Warga tak memiliki kedekatan emosional karena tak mengenal merekadengan baik.
Namun,faktor kedekatan emosional itu juga yang terkadang memicu terjadinya gesekan diantara pendukung masing-masing calon. Untuk mengantisipasi terjadinya gesekan itu, sebanyak 2.263 aparat keamanan gabungan dikerahkan untuk mengamankan jalannya pilkades serentak di Kabupaten Indramayu.
Ribuan personil keamanan itu terdiri dari anggota Polres Indramayu, Dalmas dan Brimob Polda Jabar, polres tetangga, TNI, Satpol PP dan instansi terkait lainnya. Pengerahan pasukan keamanan ke setiap desa yang menggelar pilkades tersebut dilakukan setelah pelaksanaan Apel Gelar Pasukan Dalam Rangka Pengamanan Pemilihan Kuwu Tahun 2017 di Mapolres Indramayu, Selasa (12/12).
"Untuk pengamanan di setiap desa yang menggelar pilwu itu dilakukan berdasarkan rawandan tidak rawan," kata Kapolres Indramayu, AKBP Arif Fajarudin.
Arif menyebutkan, dari 138 desa yang menggelar pilwu serentak, tercatat ada 28 desa yang ditetapkan rawan gangguan keamanan. Untuk menjaga desa yang rawan itu, dilakukan penambahan personil keamanan.
Terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Indramayu, Dudung Indra Ariska mengakui, pelaksanaan pilkades memang lebih panas jika dibandingkan dengan pemilu lainnya, termasuk pemilihan presiden. Pasalnya, setiap pendukung dan kontestan akan langsung berhadapan dengan rivalnya masing-masing.
"Kami minta semua peserta dan pendukungnya bisa menjaga kondusivitas daerah," tegas Dudung.
Dudung menyatakan, untuk mengantisipasi timbulnya gesekan, sejumlah langkah telah dilakukan. Di antaranya dengan menggelar ikrar damai, yang diikuti seluruh calon kepala desa.