Kamis 14 Dec 2017 12:38 WIB

KemenPAN-RB Evaluasi Proses Penerimaan CPNS

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas kemenkumHAM Riau mengukur tinggi badan peserta pada proses verifikasi dokumen dan pengukuran tinggi badan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) KemenkumHAM Riau di Pekanbaru, Riau, Senin (11/9).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Petugas kemenkumHAM Riau mengukur tinggi badan peserta pada proses verifikasi dokumen dan pengukuran tinggi badan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) KemenkumHAM Riau di Pekanbaru, Riau, Senin (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) terus melakukan evaluasi, terkait proses seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2018 mendatang. Evaluasi dilakukan diberbagai aspek, seperti sistem penerimaan, soal-soal, hingga persyaratan yang lebih transparansi.

"Kami terus lakukan evaluasi. Jangan sampai, sistem yang ada nanti malah mengeliminasi pendaftar yang sebenarnya adalah calon yang terbaik," kata Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur KemenPAN-RB, Setiawan Wangsaat, Kamis (14/12).

 

Dia menyatakan, untuk pembenahan integritas pemerintah juga telah mengubah sistem penerimaan CPNS melalui sistem online. Hal tersebut, dinilai bisa menekan penyalahgunaan atau permainan belakang yang kerap terjadi dalam proses penerimaan CPNS.

 

"Lalu dalam bentuk tes juga kami desain lebih ketat, jadi tidak ada lagi yang bisa menjanjikan kelulusan. Artinya, semua hasil yang mereka (peserta) dapat adalah hasil kerja keras mereka sendiri," jelas Setiawan.

 

Begitupun halnya, kata dia, dengan proses dan mekanisme kenaikan tingkat jabatan pada institusi pemerintah. KemenPAN-RB akan terus mendorong agar semua instansi pemerintah melakukan proses tersebut, secara transparansi dan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

 

"Jadi transparansi itu kami harapkan bisa menekan main belakang itu, sehingga orang yang menduduki jabatan tinggi pemerintahan memang orang yang berintegritas," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement