REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Joko Widodo menyerukan ukhuwah atau persaudaraan di hadapan ribuan pemuda Islam dari Barisan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU dan Komando Kesiapsiagaan Angkata Muda (Kokam) Muhammadiyah.
Jokowi mengatakan, ukuwah Islamiah, wathaniyah, dan basariyah (persaudaraan kemanusiaan), Islam yang toleran di Indonesia ini menjadi inspirasi bagi dunia untuk menciptakan perdamaian di negara-negara dunia.
"Sebagai pewaris darah juang para ulama, KH Hasyim Asy'ari dan KH. Ahmad Dahlan kita harus mencontoh mereka sebagai pejuang yang menciptakan Islam yang rahmatan lil alamin di Indonesia ini," kata dalam acara Apel Kebangsaan dan Penanaman Pohon di Lapangan Prambanan, Yogyakarta, Sabtu (16/12), melalui siaran pers yang diterima Republika, Ahad (17/12).
Setidaknya 20 ribu pemuda Islam itu mendeklarasikan komitmen perdamaian, mewujudkan pemuda hebat, dan komitmen jaga bumi, Sabtu (17/12). "Bagi saya semangat acara ini menjadi pondasi kedamaian di Indonesia," ujar Jokowi
Acara yang didukung dan difasilitasi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga ini mengusung tema 'Pemuda Hebat Menjaga Bumi’. Ini untuk menegaskan komitmen pemuda Indonesia menjaga bumi Indonesia, agar tetap lestari untuk kebaikan generasi, secara ideologis dan juga ekologis.
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI Asrorun Ni'am Sholeh menyatakan kegiatan itu merupakan gagasan dari Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. “Saya hanya menerjemahkannya dalam dukungan fasilitasi. Selanjutnya, harus diperbanyak kegiatan bersama di level daerah," ujar Asrorun di waktu dan kesempatan yang sama dengan Presiden.
Pertemuan tersebut merupakan sejarah bersatunya dua kekuatan besar dan strategis bangsa Indonesia. Asrorun menganggap perbedaan adalah sunnatullah.
Hanya saja, dia mengatakan, banyak hal yang mempesatukan umat Islam dengan berbagai titik persamaan. "Ini yang harus terus didorong untuk berkontribusi positif bagi umat, bangsa dan negara. Kami di Deputi 2 punya tanggung jawab mengembangkan potensi ini," kata dia.
Menpora Imam Nahrawi dalam juga hadir dalam acara itu dan menyampaikan laporannya. Bagi dia, perbedaan agama, suku, ras, dan budaya tidak akan mengurangi komitmen persatuan sebagai negara-bangsa yakni satu bangsa, satu nusa, satu bahasa- Indonesia.
"Kami punya konsen untuk menerjemahkan nawacita Presiden, salah satunya memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga," kata Imam.
Setelah prosesi upacara, Presiden bersama Menpora, Gubernur DIY dan beberapa Menteri melakukan penanaman pohon untuk menjaga kelestarian lingkungan. Apel Kebangsaan ini juga dihadiri Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Kapolda Jateng Condro Kirono, Kapolda DIY, Menseskab Pramono Anung, Mendikbud Muhajir Effendi, Menteri Desa dan Transmigrasi Eko Sanjoyo, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan para pejabat negara lainnya.