Ahad 17 Dec 2017 06:36 WIB

70 Milisi Houthi Kembali Tewas di Pantai Barat

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Ratna Puspita
Asap muncul dari ledakan di sebuah depot senjata yang diduduki milisi Houthi sehari setelah AS menuduh Iran mempersenjatai milisi Houthi dengan rudal, di Sana'a, Yaman, Jumat (15/12).
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Asap muncul dari ledakan di sebuah depot senjata yang diduduki milisi Houthi sehari setelah AS menuduh Iran mempersenjatai milisi Houthi dengan rudal, di Sana'a, Yaman, Jumat (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, YAMAN -- Sebanyak 70 milisi Houthi tewas dalam pertempuran di Pantai Barat. Pada Sabtu (16/12), puluhan Houthi tersebut telah dibawa ke rumah sakit Hajjah di Provinsi Hudaidhah.

Menurut pernyataan dari militer Yaman, seperti dilansir Al-Arabiya, Ahad (17/12), 70 milisi Houthi tersebut tiba pada Kamis (14/12) dan Jumat (15/12) ke Rumah Sakit Hijjah. Diketahui, jumlah korban tewas milisi Houthi terbanyak hanya di provinsi tersebut.

Selain itu, jumlah korban tewas dari wilayah lain pun cukup banyak dan dinilai telah cukup menderita. Sebab, mereka telah mengalami kekalahan dan kerugian dalam berbagai bidang.

Para pejuang Aliansi Arab memborbardir sejumlah lokasi militer dan pusat komando milisi Houthi di Distrik Midi, Haradh dan Abas. Mereka juga memutuskan untuk memusatkan perhatian pada markas dan komando Bridge Mika ke-25.

Sebelumnya, pasukan Yaman dan sekutunya, milisi Houthi, menyerang pangkalan militer Malek al-Faisal di wilayah Asir dengan sebuah rudal. Serangan-serangan itu sebagai respons atas operasi militer koalisi Saudi di Yaman untuk memerangi Houthi.

Saudi dan koalisi internasional terus melancarkan operasi militer di Yaman. Operasi tersebut bertujuan memerangi para milisi Houthi dan mengembalikan kekuasaan Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi yang merupakan sekutu pemerintah Saudi. Dilaporkan, puluhan ribu tewas selama koalisi Saudi tersebut.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement