REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menuturkan, proses pergantian Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) saat ini masih dalam tahap uji kelayakan dan kepatutan di internal TNI AU. Menurutnya, pergantian KSAU terkesan lamban karena sebetulnya tugas-tugasnya bisa dilaksanakan oleh Wakil KSAU.
"Saya melaksanakan tugas sebagai Panglima TNI kurang lebih baru 10 hari. Sehingga proses itu masih ada di internal TNI AU. Dan kita sedang melaksanakan fit and proper test di lingkungan internal TNI AU," tutur Hadi di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (18/12).
Barulah setelah uji kelayakan dan kepatutan tersebut dilakukan, lanjut Hadi, secara berjenjang akan diserahkan kepadanya, lalu ke Presiden. Ia pun menyebutkan, akan segera menyelesaikan proses-proses tersebut.
"Segera, yang jelas yang berbintang tiga. Mereka mempunyai hak (untuk menempati posisi KSAU)," ujar mantan KSAU itu sebelum diangkat menjadi Panglima TNI.
Ia pun menuturkan, pihaknya agak santai menentukan KSAU yang baru bukan karena tidak segera menindaklanjuti posisi yang saat ini kosong itu. Tetapi, kata Hadi, KSAU dengan Wakil KSAU itu berada di dalam satu kotak, sehingga tugas-tugas bisa dilaksanakan langsung oleh Wakil KSAU tanpa surat perintah dari KSAU.
"Sehingga tugas-tugas itu bisa dilaksanakan secara langsung tanpa surat perintah oleh wakil kepala staf. Jadi semuanya bisa berjalan dengan lancar. Sehingga, proses ini perlu waktu untuk bisa dilaksanakan sesuai mekanisme," kata dia.
Saat ini, posisi KSAU kosong setelah Hadi diangkat menjadi Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (8/12) lalu. Hadi menggantikan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI yang tak lama lagi akan masuk masa pensiun.
Hari ini, Brevet Komando Pasukan Khusus (Kopassus) diberikan kepada Hadi. Proses penyematan brevet tersebut dilakukan dengan melakukan serangkaian demo atau atraksi di Mako Kopassus.