Senin 18 Dec 2017 19:20 WIB

Potensi Gempa Bumi Mengintai Indonesia

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Gempa bumi (ilustrasi)
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Gempa bumi terus mengintai Indonesia. Hal ini karena secara geografis Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia yang bergerak relatif saling mendesak satu dengan lainnya.

Ketiga lempeng tersebut adalah Lempeng Indo-Australia di sebelah Selatan, Lempeng Pasifik di sebelah Timur, Lempeng Eurasia di sebelah Utara - sebagian besar wilayah Indonesia berada- dan ditambah Lempeng Laut Filipina.

Adapun karakteristik lempeng tektonik, adalah Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah Utara dan bertumbukan dengan Lempeng Eurasia. Sementara Lempeng Pasifik bergerak ke arah Barat sedangkan Lempeng Eurasia relatif diam.

"Kondisi inilah yang menyebabkan Indonesia sebagai wilayah supermarket bencana yang rawan gempa bumi dan tsunami. Meskipun teknologi saat ini belum ada yang dapat memprediksi terjadinya gempa bumi secara tepat dan akurat," ujarKepalaBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, Senin (18/12).

Hal ini dibuktikan dari data IRBI bahwa ancaman tsunami Indonesia adalah 46 persen dari panjang pantai Kepulauan Indonedia, 233 dari 515 Kabupaten, dan 23 dari 34 Provinsi.

Berdasarkan sejarah gempa bumi yang tercacat oleh BMKG, telah terjadi gempa bumi rata-rata sebanyak 4.500 kali per tahun. Di antaranya gempa bumi dengan magnitude lima atau lebih yang sifatnya mulai merusak terjadi sebanyak rata rata 360 kali per tahun.

"Menyadari kondisi ini, BMKG siap untuk memberikan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang terus dimonitor 24 jam/ 7 hari. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi dalam pengurangan resiko dampak gempa bumi dan tsunami," kata Dwikorita.

Untuk pengamatan gempa bumi dengan magnitude lima atau lebih berpusat di Pusat Gempa Nasional BMKG.  Sementara untuk gempa bumi dengan magnitude di bawah 5 terpusat di Stasiun Geofisika yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia berjumlah 33 Stasiun geofisika dengan 165 sensor seismograf dan 285 accelerometer.

Sebagai langkah pengurangan resiko dampak gempa bumi dan tsunami, BMKG mengharapkan masyarakat agar lebih siap sebelum terjadi gempa dan tsunami, termasuk struktur bangunan, serta langkah melakukan penyelamatan gempa bumi dan tsunami.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement