Selasa 19 Dec 2017 17:29 WIB

Difteri Bukan Hanya Masalah Kesehatan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Winda Destiana Putri
Seorang siswa melakukan imunisasi difteri saat sosialisasi komitmen pelaksaan kegiatan Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri di Sekolah SMAN 33 Jakarta, Jalan Kamal Raya, Jakarta Barat, Senin (11/12).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Seorang siswa melakukan imunisasi difteri saat sosialisasi komitmen pelaksaan kegiatan Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri di Sekolah SMAN 33 Jakarta, Jalan Kamal Raya, Jakarta Barat, Senin (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebutkan, virus difteri bukan hanya masalah kesehatan. Virus tersebut dapat pula menjadi masalah bagi keimigrasian dan keamanan negara.

"Ini bukan hanya masalah kesehatan saja, tapi juga menyangkut yang lebih luas lagi. Kejadian luar biasa (KLB) dari difteri ini sekarang sudah menjangkiti beberapa wilayah dan cukup meresahkan," ungkap Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).

Wiranto menyebutkan, untuk mengatasi virus difteri itu, Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek sudah melakukan upaya-upaya penanganan yang cukup serius. Namun, Nila masih terkendala oleh beberapa hal dalam melakukan penanganan tersebut. "Dan kalau kita tidak atasi, akan menyangkut ke permasalahan-permasalahan yang lebih luas lagi," lanjut Wiranto.

Misalnya, kata dia, bisa saja nanti terjadi suatu reaksi yang cukup keras dari luar negeri dengan adanya virus difteri di Indonesia. Bukan tidak mungkin negara luar melarang warga negaranya untuk masuk ke Indonesia dan sebagainya.

"Juga menyangkut masalah keimigrasian karena wabah ini sudah terjangkit di India, Myanmar, dan Bangladesh. Sehingga perlu ada suatu aturan untuk bagaimana mengetatkan masuknya warga negara dari negara-negara itu," jelas dia.

Menurut Wiranto, akan berbahaya jika ternyata ada turis dari negara-negara tersebut yang belum tervaksinasi. Jika mereka masuk ke Indonesia dengan kondisi terjangkit virus difteri, maka mereka bisa menjadi sumber penyakit.

"Itu masalah imigrasi dan keamanan. Berarti masalah Kemenko Polhukam lagi. Ini semua akan tetap dilakukan dengan koordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait. Justru lebih bagus bila semua kita lakukan dengan sinergis," tutur dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement