REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Muamalat sudah memiliki proyeksi untuk pengembangan bisnisnya pada tahun depan. Direktur Bank Muamalat Achmad Kusna Permana mengungkapkan pihaknya akan fokus untuk mengembangkan bisnisnya di bidang yang berbasis syariah.
"Sebenarnya Bank Muamalat akan mengembangkan kekuatan Muamalat itu sendiri. Nah kekuatan itu ya memang terhadap islamic bisnis related. Kami akan fokus kepada bisnisnya Bank Muamalat di situ," kata Permana kepada Republika.co.id usai bersilaturahmi dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro di Kantor Bappenas, Rabu (20/12).
Dengan rencana tersebut, ia berharap Bank Muamalat bisa kembali optimal setelah merapikan banyak hal. Termasuk untuk langkah yang akan diambil, dia menginginkan dilakukan lebih berhati-hati.
"Mungkin kami nantinya tidak akan agresif langsung lah, konsolidasikan dulu setelah pemegang saham yang baru masuk kita konsolidasikan dulu. Mungkin baru 2019 kita akan agresif tumbuh," ujarnya.
Untuk penyaluran dana, ia memastikan Bank Muamalat masih akan fokus kepada sektor konsumer dan koorporasi. Nantinya, kata Permana, tidak akan jauh seperti tahun sebelumnya di mana sektor bisnis dan lifestyle yang berbasis syariah.
Di sisi lain, sebelumnya Non-Performing Financing (NPF) gross Bank Muamalat naik dari September 2016 sebesar 4,43 persen menjadi 4,54 persen pada September 2017. Begitu juga dengan NPF net naik dari 1,92 persen pada september 2016 menjadi 3,07 persen pada September 2017.
"NPF ini naik karena ada dua penurunan run off sehingga booking-nya rendah kemudian sisi proyeksi nanti akan kami lihat lagi," tuturnya. Untuk itu, dia menegaskan Bank Muamalat saat ini sedang melakukan perbaikan dari sisi spesialisasi managemen.
Untuk tahun depan, kata Permana, akan ada pemodal baru sehingga pencadangannya bisa masuk dan NPF akan turun. Permana yakin jika hal tersebut terus dimaksimalkan dan bagus maka Bank Muamalat akan lebih baik.