Rabu 27 Dec 2017 08:10 WIB

Antibodi Antraks Ditemukan dalam Tubuh Pembelot Korea Utara

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Reiny Dwinanda
Bakteri antraks dilihat dari mikroskop.
Foto: daily mail
Bakteri antraks dilihat dari mikroskop.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sebuah media televisi lokal Korea Selatan pada Selasa (26/12) melaporkan bahwa jejak antibodi antraks terdeteksi dalam sistem tubuh seorang tentara Korea Utara yang telah membelot ke Korea Selatan di tahun 2017. Temuan ini sekaligus menjadi pertanda Pyongyang memiliki bakteri antraks.

Nama dan tanggal pembelotan tentara tersebut dirahasiakan. UPI memberitakan, pihak yang berwenang di Korea Selatan juga tidak mengungkap tentara itu mendapatkan imunitas lewat pajanan terhadap penyakit mematikan tersebut atau vaksinasi.

"Antibodi antraks telah ditemukan pada tentara Korea Utara yang membelot tahun ini," ujar salah satu pejabat Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya kepada Channel A, seperti yang dilansir dari Fox News.

Berita tersebut muncul di tengah laporan sebelumnya yang menyatakan bahwa Korea Utara telah memulai tes untuk menyematkan antraks di Peluru Kendali Balistik Antarbenua (ICBM) yang mempu mencapai AS. 

Tes tersebut juga untuk menguji kemampuan antraks mengatasi panas dan tekanan hebat yang akan dialami oleh ICBM.

"Korea Utara telah memulai percobaan pada peralatan antipanas dan tekanan untuk mencegah kematian bakteri antraks, bahkan pada suhu tinggi di atas 7.000 derajat yang dihasilkan saat ICBM masuk kembali ke atmosfer. Sebagian informasi yang belum dikonfirmasi mengatakan bahwa mereka telah berhasil dalam eksperimen tersebut," ujar seorang sumber anonim yang memiliki hubungan dengan dinas intelijen Korea Selatan seperti yang dikutip oleh surat kabar Jepang, Asahi.

Dilansir dari Fox News, Gedung Putih pada 18 Desember juga mengeluarkan laporan yang mengatakan bahwa Korea Utara mempersiapkan senjata kimia dan biologi yang dapat dikirim melalui rudal. 

Strategi Keamanan Nasional AS dalam rilisnya menyatakan bahwa Korea Utara telah menghabiskan ratusan juta dolar untuk senjata nuklir, kimia, dan biologi yang dapat mengancam AS.

Korea Utara membantah laporan tersebut dan menuduh AS menggambarkan ketidakbenaran sebagai sebuah kebenaran karena keserakahan agresif mereka.

Para ilmuwan di bawah komando Kim Jong Un meluncurkan ICBM terbesar Korea Utara pada akhir November. 

Rezim tersebut mengklaim dapat membawa hulu ledak nuklir superbesar yang bisa menyerang seluruh daratan di AS. Namun, Korea Utara telah bertekad untuk menyempurnakan teknologi re-entry mereka. 

Pejabat AS sendiri menyatakan kepada Fox News bahwa ICBM Hwasong-15 tidak bertahan ketika kembali memasuki atmosfer.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement