REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Evakuasi medis telah dimulai di sebuah daerah pinggiran pemberontak di ibu kota Suriah, Damaskus. Seperti dilansir BBC, Rabu (27/12), Komite Internasional Palang Merah mengatakan pasien kritis telah dipindahkan dari daerah Ghouta Timur ke ibu kota.
Pekan lalu, badan amal Inggris mengatakan, Presiden Bashar al-Assad telah mempertimbangkan permintaan untuk mengevakuasi tujuh anak-anak penderita kanker dari daerah yang telah dikepung pemerintah selama empat tahun tersebut.
Mereka termasuk di antara lebih dari 130 anak yang membutuhkan perawatan medis mendesak. Menurut PBB, hampir 12 persen anak-anak di Ghouta Timur yang memiliki populasi 400 ribu menderita kekurangan gizi akut.
Pada Selasa malam, Komite Internasional Palang Merah menerbitkan gambar ambulans yang dibawa untuk melakukan evakuasi.
Namun organisasi tidak memberikan rincian tentang jumlah orang yang akan dipindahkan dari daerah tersebut.
Bulan Sabit Merah Arab Suriah kemudian memajang gambar beberapa anak kecil yang didampingi ibu mereka. Orang-orang tersebut akan dibawa ke rumah sakit di Damaskus.
Pekan lalu, seorang penasihat badan bantuan dari Union of Medical Care and Relief Organizations (UOSSM) Hamish de Bretton-Gordon mengatakan, Presiden Assad akan mempertimbangkan evakuasi anak-anak penderita kanker.
"Kami mengerti Assad sedang memikirkannya dan kami memanggilnya kembali pada Selasa pagi untuk berbicara langsung dengannya," kata de Bretton-Gordon.
Ia mengatakan, jika Assad memberi izin maka anak-anak yang ada di Ghouta akan dipindahkan. Badan amal ini beroperasi di Ghouta Timur. Pemerintah Suriah belum berkomentar secara terbuka mengenai perkembangan terakhir di Ghouta Timur.