Jumat 05 Jan 2018 13:46 WIB

Cegah Difteri, RZ Ajarkan PHBS di Pengungsian Rohingya

Pengungsi Rohingya di kamp pengungsi Balikhali yang disiapkan khusus untuk janda dan anak yatim, Cox's Bazaar, Bangladesh.
Foto: Damir Sagolj/Reuters
Pengungsi Rohingya di kamp pengungsi Balikhali yang disiapkan khusus untuk janda dan anak yatim, Cox's Bazaar, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGLADESH -- Wabah Difteri merupakan infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium. Gejala penyakit ini berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Difteri banyak ditemukan di negara berkembang seperti Indonesia termasuk juga di Bangladesh. Berdasarkan data dari WHO, diperkirakan sekitar 2000 pengungsi Rohingya terjangkit difteri.

"Setiap harinya ada 100-an kasus difteri baru dengan mayoritas yang terjangkit adalah anak-anak," ungkap Tim Kemanusiaan Rumah Zakat (RZ) Tri Yanto seperti dalam siaran pers, Jumat (5/1).

Menurut Yanto per 1 Januari 2018 ini, sudah 24 pengungsi Rohingya yang meninggal akibat difteri. Menyikapi kondisi tersebut, Tim Kemanusiaan Rumah Zakat yang tergabung dalam Indonesia Humanitarian Alliance menyelenggarakan aksi layanan kesehatan dan program edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada anak-anak pengungsi rohingya di Jamtoli Camp, Bangladesh.

"Kami mengajari anak-anak tata cara mencuci tangan yang benar, mengajak mereka mengunting kukunya yang kotor serta mengadakan games edukatif bertema kesehatan," tutur Yanto.

Pada Kamis (4/1) lalu, RZ juga memberikan layanan kesehatan kepada 180 pengungsi Rohingya. RZ juga mengajak masyarakat yang peduli dengan para pengungsi Rohingya, untuk menyalurkannya melalui rekening RZ di Mandiri 132000 481 974 5 atau BNI Syariah 155 555 5589.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement