Selasa 09 Jan 2018 12:30 WIB

Keistimewaan Abu Hurairah

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Hadist (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Hadist (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertama kali Abu Hurairah bertemu Rasulullah dan memeluk Islam pada tahun ketujuh Hijriyah, tepat saat Perang Khaibar. Setelah memeluk Islam, dia berjanji tidak akan terpisah dengan Rasulullah kecuali tidur. Dia pun tinggal dekat dengan Rasulullah se lama empat tahun hingga Rasul wafat.

Setelah bersyahadat, pada masa awal kebangkitan Islam, Abu Hurairah menyadari pentingnya mereka menyimpan warisan dan ajarannya. Ada beberapa ahli Taurat di antara para sahabat yang biasa menulis, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu, beberapa dari mereka tidak memiliki waktu luang untuk bisa menulis setiap hadis yang diucapkan Rasulullah.

Abu Hurairah bukanlah seorang juru tulis, tetapi belajar dari hati, dan dia memiliki waktu luang. Sebab, dia tidak memiliki tanah untuk ditanam atau diperdagangkan untuk diurus.

Abu Hurairah bukanlah salah satu ahli Taurat, tetapi dia memiliki ingatan kuat yang membuatnya mengingat ber bagai hal dengan cepat. Oleh karena itu, dia biasa tidak berpisah dari Rasul, baik dalam perjalanan maupun di lain waktu.

Dia pun mengabdikan dirinya dan ingatannya yang tepat untuk menghafal hadis dan perintah Rasulul lah SAW. Ketika Nabi (SAW) mening gal, Abu Hurairah terus menceritakan peri laku dan ucapannya, yang mem buat beberapa sahabat bertanya-tanya bagai mana dia dapat mengetahui semua hadis tersebut? Kapan dia mendengarnya?Abu Hurairah menjawab, "Anda mengatakan bahwa Abu Hurairah menceritakan banyak tentang Rasulullah dan kelompok Muhajirin tidak menceritakannya. Tapi teman-teman saya kelompok Muha jirin sibuk dengan perdagangan mereka di pasar, dan teman-teman saya orang Anshar sibuk dengan tanah mereka. Saya adalah orang miskin, selalu duduk dengan Rasulullah, jadi saya hadir saat mereka absen, dan saya hafal jika mereka lupa."

Selain itu, suatu hari Nabi (SAW)berkata, "Barang siapa yang menyebarkan pakaiannya sampai saya menyelesaikan ceramah saya, kemudian mengumpulkan ke dadanya, tidak akan pernah melupakan apa pun yang telah saya katakan. Oleh karena itu, saya menyebarkan pakaian saya dan dia mengarahkan pidatonya kepada saya, lalu saya mengumpulkannya. Demi Allah, saya tidak lupa apa yang dia katakan kepada saya nanti. Demi Allah, saya tidak akan meriwayatkan sama sekali, tapi ada sebuah ayat dari Alquran: Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan- keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melak nati.(2:159).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement