REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara Kremlin mengatakan, pada Selasa (9/1), Rusia menyambut baik dialog antara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut). "Ini adalah jelas dialog yang kami katakan penting," katanya dalam sebuah konferensi pers.
Pejabat Korut dan rekan-rekan mereka dari Korsel mengadakan pembicaraan pertama mereka setelah lebih dari duatahun tak melakukan komunikasi. Kedua rumpun Korea itu melakukan pembicaraan pada Selasa, dengan menyinggung ketegangan militer dan Olimpiade Musim Dingin bulan depan di Pyeongchang, Korsel.
Pembicaraan itu diinisiasi oleh pemimpin Korut Kim Jong-un pada saat pidato perayaan Tahun Baru, yang mengatakan bahwa dia terbuka untuk berdialog dengan Seoul.
Kim menyerukan agar menurunkan tekanan militer di Semenanjung Korea dan memperbaiki hubungan dengan negara tetangganya itu. "Ketika menyangkut hubungan utara-selatan, kita harus menurunkan ketegangan militer di Semenanjung Koreauntuk menciptakan lingkungan yang damai. Baik Utara maupun Selatan harusmelakukan upaya," ujar Kim dalam pidato yang disiarkan di televisi setempat.
Pernyataan itu keluar setelah meningkatnya ketegangan selama setahun ini yang didominasi oleh retorika yang berapi-api dan juga program senjata nuklir dan rudal Korut dianggap melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Hingga Amerika Serikat (AS) memberikan sanksi tambahan di bidang ekonomi.